قَصيْدَةُ الْبُرْدة لِلْبُوْصِيْرِيِّ

الفصل الأول: في الغزل وشكوى الغرام

Bab I: Bercumbu dan Pengaduan Cinta

مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَآئِــمًا أَبَـدًا ۞ عَلَى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ

Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat takzim dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk

أَمِنْ تَذَكُّــرِ جِــــيْرَانٍ بِذِيْ سَــــلَمِ ۞ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَى مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ

Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam sana, Engkau deraikan air mata dengan darah duka.

أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَـاءِ كَاظِمَـةٍ ۞ وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْظَلْمَآءِ مِنْ إِضَـمِ

Ataukah karena embusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah. Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham.

فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــمِ

Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan air mata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya. Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

أَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمُضْطَـــرِمِ

Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya. Di antara tetesan air mata dan hati yang terbakar membara.

لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعًــا عَلَى طَلَلٍ ۞ وَلَا أَرِقْتَ لِذِكْرِ الْبَـــانِ وَالْعَلَـــمِ

Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon al-ban dan gunung yang kau rindu.

فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُبًّا بَعْدَ مَا شَهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ

Bagaimana kaudapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya. Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara

وَأَثْبَتَ الْوَجْــدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَـنًى ۞ مِثْلَ الْبَهَارِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَـــمِ

Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya. Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.

نَعَــمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرَّقَنِيْ ۞ وَالْحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذَّاتِ بِالْأَلَــمِ

Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga. Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita

يَا لَائِمِيْ فِي الْهَوَى الْعُذْرِيِّ مَعْذِرَةً ۞ مِنِّيْ إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَـــمْ تَلُـــمِ

Wahai pencaci derita cinta kata maaf kusampaikan padamu. Aku yakin andai kaurasakan derita cinta ini, tak mungkin engkau mencaci maki.

عَدَتْـــكَ حَـــــالِيَ لَاسِـــــرِّيْ بِمُسْتَـــتِرٍ ۞ عَنِ الْوُشَاةِ وَلَا دَائِيْ بِمُنْحَسِــمِ

Kini kautahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang tersimpan darimu. Dari orang yang suka mengadu domba dan derita cintaku tiada kunjung sirna.

مَحَّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهُ ۞ إِنَّ الْمُحِبَّ عَنِ الْعُـــذَّالِ فِيْ صَمَـــمِ

Begitu tulus nasihatmu, tapi aku tak mampu mendengar semua itu. Karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta tuli dan tak menggubris cacian pencela.

إِنِّيْ اتَّهَـــمْتُ نَصِيْحَ الشَّيْبِ فِي عَذَلٍ ۞ وَالشَّيْبُ أَبْعَدُ فِيْ نُصْـــحٍ عَنِ التُّهَمِ

Aku curiga ubanku pun turut mencelaku. Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.

الفصل الثاني: في التحذير من هوى النفس

Bab II: Peringatan tentang Bahaya Hawa Nafsu

فَإِنَّ أَمَّـــارَتِيْ بِالسُّـوْءِ مَــــا اتَّعَظَتْ ۞ مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيْرِ الشَّيْبِ وَالْهَرَمِ

Sungguh nafsu amarahku pada nasihat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya. Adanya peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.

وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ الْجَمِيْلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِيْ غَيْرَ مُحْـــتَشِمِ

Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai. Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi.

لَوْ كُنْتُ أَعْلَــــمُ أَنِّي مَــا أُوَقِّــــــرُهُ ۞ كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالْكَـــتَمِ

Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormat tamu. Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban di kepalaku

مَنْ لِي بِرَدِّ جِمَـــاحٍ مِنْ غَوَايَتِهَـــا ۞ كَمَا يُرَدُّ جِمَـــاحُ الْخَيْلِ بِاللُّجُمِ

Siapakah gerangan? Sanggup mengendalikan nafsuku dari kesesatan. Sebagaimana kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekangan

فَلَا تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞ إِنَّ الطَّعَـــامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ

Jangan engkau berharap, dapat mematahkan nafsu dengan maksiat. Karena makanan justru bisa perkuat bagi si rakus makanan lezat.

وَالنَّفْسُ كَالطِّفْلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞ حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ

Nafsu bagaikan bayi, bila kaubiarkan akan tetap suka menyusu. Namun bila engkau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri

فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ أَنْ تُوَلِّيَهُ ۞ إِنَّ الْهَوَى مَا تَوَلَّى يُصِمْ أَوْ يَصِمِ

Maka palingkanlah nafsumu, takutlah jangan sampai ia menguasai-nya. Sesungguhnya nafsu, jikalau berkuasa maka akan membunuhmu dan membuatmu tercela

وَرَاعِهَا وَهْيَ فِيْ الأَعْمَالِ سَـــآئِمَةٌ ۞ وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعَى فَلَا تُسِمِ

Dan gembalakanlah nafsu, karena dalam amal nafsu bagaikan hewan ternak. Jika nafsu merasa nyaman dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan engkau lengah

كَـمْ حَسَّنَتْ لَذَّةً لِلْمَــــــرْءِ قَـــــاتِلَةً ۞ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السَُمَّ فِي الدَّسَمِ

Betapa banyak kelezatan, justru bagi seseorang membawa kematian. Karena tanpa diketahui, adanya racun tersimpan dalam makanan

وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ جُوْعٍ وَّمِنْ شِبَعٍ ۞ فَرُبَّ مَخْمَصَةٍ شَرٌّ مِنَ التُّخَمِ

Takutlah terhadap tipu dayanya lapar dan kenyang. Sebab sering terjadi rasa lapar lebih daripada kenyang

وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ قَدِ امْتَــــلَأَتْ ۞ مِنَ الْمَحَـــارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَـــةَ النَّدَمِ

Deraikanlah air mata, dari pelupuk mata yang penuh noda dosa. Peliharalah rasa sesal dan kecewa karena dosa

وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَـا ۞ وَإِنْ هُمَا مَحَّضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ

Lawanlah hawa nafsu dan setan durhaka, dan jagalah pada keduanya. Jika mereka tulus menasihati maka engkau harus mencurigai

وَلَا تُطِعْ مِنْهُمَا خَصْمًــــا وَلَاحَكَمًــــا ۞ فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ وَالْحَكَمِ

Janganlah engkau taat kepada mereka nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim. Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya dalam musuh dan menghukumi

أَسْتَغْفِـــــرُ اللهَ مِنْ قَوْلٍ بِــلَا عَمَـــــلٍ ۞ لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ نَسْلًا لِذِيْ عُقُمِ

Kumohon pengampunan kepada Allah, atas ucapan yang tanpa mengamalkan. Sungguh.. hal itu laksana orang mandul tak berketurunan

أَمَرْتُكَ الْخَــــيْرَ لٰكِنْ مَا ائْتَمَــرْتُ بِهِ ۞ وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِيْ لَكَ اسْتَقِمِ

Aku perintahkan engkau lakukan amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan. Maka tiada berguna ucapanku agar engkau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian

وَلَا تَزَوَّدْتُ قَبْــــلَ الْمَوْتِ نَــــــافِـلَةً ۞ ولَمْ أُصَلِّ سِوَى فَرْضٍ وَلَمْ أَصُمِ

Dan diriku tiada menambah amal kebaikan dalam kesunahan, sebelum kematian datang. Dan tiada aku shalat dan puasa, kecuali hanya ibadah yang wajibkan

الفصل الثالث: في مدح سيد المرسلين ﷺ

Bab III: Pujian kepada Sang Raja para Rasul ﷺ

ظَلَمْتُ سُنَّةَ مَنْ أَحْيَا الظَّلَامَ إِلَى ۞ أَنِ اشْتَكَتْ قَدَمَاهُ الضُّرَّ مِنْ وَرَمِ

Kutinggalkan sunnah Nabi, yang selalu beribadah menghidupkan gulita malam. Hingga telapak kaki sakit, membengkak karena ibadah malam

وَشَدَّ مِنْ سَغَبٍ أَحْشَــاءَهُ وَطَوَى ۞ تَحْتَ الْحِجَارَةِ كَشْحًا مُتْرَفَ الْأَدَمِ

Nabi yang begitu hebat, menahan nafsu dan lapar. Mengikatkan batu halus pada perut, karena begitu zuhud kedunyaan

وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَــــالُ الشُّمُّ مِنْ ذَهَبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ

Nabi yang ditawarkan gunung emas menjulang tinggi. Namun beliau tolak, dengan bangga perasaan hati

وَأَكَّدَتْ زُهْـــدَهُ فِيْهَــــا ضَرُوْرَتُـــهُ ۞ إِنَّ الضَّرُوْرَةَ لَا تَعْدُوْ عَلَى الْعِصَمِ

Sungguh menambah kezuhudan Nabi, butuh harta namun tidak menerimanya. Meskipun ketika butuh harta, tidaklah merusak nilai kesuciannya

فَكَيْفَ تَدْعُوْا إِلَى الدُّنْيَا ضَرُوْرَةُ مَنْ ۞ لَوْلَاهُ لَمْ تُخْرَجِ الدُّنْيَا مِنَ الْعَدَمِ

Bagaimana mungkin nabi nan mulia tertarik kepada kemilau harta dunia. Andaisaja tanpa Nabi Muhammad ﷺ, dunia takkan pernah ada

مُحَمَّــدٌ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّـــقَلَيْـــ ۞ ــنِ وَالْفَرِيقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَمِ

Dialah Nabi Muhammad ﷺ, sang penghulu seorang pemimpin baik di dunia dan akhirat. Juga pemimpin jin dan manusia, baik bangsa Arab ataupun ajam

نَبِيُّنَا الْآمِرُ النَّــــاهِيْ فَلَا أَحَــــدٌ ۞ أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لَا مِنْهُ وَلَا نَعَمِ

Yaitu nabi kita Rasulullah Muhammad ﷺ, sang penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran. Tak seorang pun lebih baik daripada Rasulullah ﷺ, dalam berkata jangan engkau lakukan dan ini sangat baik kaukerjakan

هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ

Beliau kekasih Allah ta’ala, yang diharapkan oleh semua insan syafa’atnya. Dari tiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam

دَعَا إِلَى اللهِ فَالْمُسْتَمْسِكُونَ بِهِ ۞ مُسْتَمْسِكُوْنَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصِمِ

Beliau mengajak menuju keridhaan Allah ta’ala, orang yang berpegang teguh padanya. Berarti ia berpegang pada tali tali yang pasti takkan putus

فَاقَ النَّبِيِّيْنَ فِي خَلْقٍ وَّفِيْ خُــلُقٍ ۞ وَلَمْ يُدَانُـوْهُ فِيْ عِلْمٍ وَلَا كَرَمِ

Beliau melampaui para nabi terdahulu baik ketampanan ataupun akhlak budi pekerti. Mereka para nabi terdahulu takkan menyamai Rasulullah ﷺ, baik dalam ilmu atau kemulian-Nya

وَكُلُّـهُــمْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ مُلْتَمِسٌ ۞ غَرْفًا مِنَ الْبَحْرِ أَوْ رَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ

Semua para nabi terdahulu memohon dari diri Rasulullah ﷺ. Seciduk lautan ilmunya dan setetes hujan kesantunannya

وَوَاقِفُوْنَ لَدَيْـــهِ عِنْدَ حَـــدِّهِمُ ۞ مِنْ نُقْطَةِ الْعِلْمِ أَوْ مِنْ شَكْلَةِ الْحِكَمِ

Berdirilah mereka para nabi di sisi Rasulullah pada puncak mereka, mengharap setitik ilmu dan sebaris tanda bunyi huruf dalam hikmah

فَهْوَ الَّذِيْ تَمَّ مَعْنَاهُ وَصُـوْرَتُهُ ۞ ثُمَّ اصْطَفَاهُ حَبِيْبًا بَــارِئُ النَّسَمِ

Dialah nabi yang sempurna baik batin atau lahirnya. Kemudian Rasulullah ﷺ, terpilih sebagai kekasih Allah ta’ala, pencipta manusia

مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيْكٍ فِيْ مَحَـــاسِنِهِ ۞ فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيِهِ غَيْرُ مُنْقَسِمِ

Dia sang nabi yang suci dari persamaan dalam segala kebaikan. Inti kebaikan pada diri nabi tak mungkin terbagi

دَعْ مَا ادَّعَتْهُ النَّصَارَى فِي نَبِيّهِمُ ۞ وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكِمِ

Tinggalkan tuduhan kaum nasrani, tuduhan yang dilontarkan kepada nabi-nabi mereka. Tetapkanlah untaian pujian kepada nabi pujian apa pun yang engkau suka

وَانْسُبْ إِلَى ذَاتِهِ مَا شِئْتَ مِنْ شَرَفٍ ۞ وَانْسُبْ إِلَى قَدْرِهِ مَا شِئْتَ مِنْ عِظَمِ

Nisbahkan kepada dzat nabi segala kemulian yang engkau kehendaki. Nisbahkan kepada martabat nabi segala keagungan yang engkau kehendaki

فَإِنَّ فَضْلَ رَسُـوْلِ اللهِ لَيْسَ لَهُ ۞ حَدٌّ فَيُعْرِبَ عَنْهُ نَـــاطِقٌ بِفَـــمِ

Karena keutamaan Rasulallah ﷺ, tiada tepi batasnya, sehingga mengurai mudah terasa, bagi lisan yang berkata

لَوْ نَاسَبَتْ قَدْرَهُ اٰيَـــاتُهُ عِظَمًــا ۞ أَحْيَا اسْمُهُ حِيْنَ يُدْعَىٰ دَارِسَ الرِّمَمِ

Andai saja keagungan mukjizat Rasulullah sama dengan ketinggian derajatnya, maka dengan sebutan namanya dapat hidupkan orang yang telah hancur tulangnya

لَمْ يَمْتَحِنَّا بِمَا تَعْيَا الْعُقُـوْلُ بِـــهِ ۞ حِرْصًا عَلَيْنَا فَلَمْ نَرْتَـبْ وَلَمْ نَهِمِ

Nabi tidaklah menguji kita dengan apa yang tak terjangkau akal manusia, karena sangat cintanya kita peroleh cahaya hingga tiada ragu bimbang pada apa yang ia bawa

أَعْيَا الوَرَى فَهْمُ مَعْنَاهُ فَلَيْسَ يُرَى ۞ فِي الْقُرْبِ وَالْبُعْدِ فِيْـــهِ غَيْرُ مُنْفَحِمِ

Seluruh makhluk rapuh, tiada mampu memahami rahasia hakikat kenabian, takkan melihat dari dekat atau jauh kecuali lemah tak berdaya berdiam diri

كَالشَّمْسِ تَظْهَرُ لِلْعَيْنَيْنِ مِنْ بُعُدٍ ۞ صَغِيْرةً وَتُكِلُّ الطَّرْفَ مِنْ أَمَمِ

Kenabian Rasulullah, bagaikan matahari dari jauh tampak kecil pada kedua mata. Padahal mata tiada akan mampu bila berdekatan dengannya

وَكَيْفَ يُدْرِكُ فِي الدُّنْيَا حَقِيقَتَـــهُ ۞ قَوْمٌ نِيَامٌ تَسَلَّوْا عَنْهُ بِالْحُلُمِ

Bagaimana diketahui hakikat Nabi semasa dalam dunia, sedangkan mereka lega jumpa Nabi walau dalam sekilas mimpi

فَمَبْــــلَغُ الْعِـــــلْمِ فِيْـــهِ أَنَّــــهُ بَشَرٌ ۞ وَأَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللهِ كُلِّهِمِ

Puncak pengetahuan tentang Rasulullah, bahwa sesungguhanya beliau adalah manusia. Dan sesungguhnya beliau sebaik-baik makhluk Allah, semua tanpa terkecuali

وَكُلُّ اٰيٍ أَتَى الرُّسْلُ الْكِرَامُ بِهَا ۞ فَإِنَّمَا اتَّصَلَتْ مِنْ نُـوْرِهِ بِهِمِ

Semua ayat, mukjizat yang datang tiba dibawa para rasul mulia. Hanyalah pancaran nur Rasulullah ﷺ, yaitu nur yang melekat pada para rasul

فَإِنَّهُ شَمْسُ فَضْلٍ هُمْ كَوَاكِبُـهَا ۞ يُظْهِرْنَ أَنْوَارَهَا لِلنَّـاسِ فِيْ الظُّلَمِ

Maka sesungguhnya Rasulullah bagaikan mentari dalam keutamaan, sedangkan para nabi bagaikan bintang-bintang-nya. Bintang pantulkan sinar sang surya kepada manusia dalam suasana gelap gulita

أَكْرِمْ بِخَـــــلْقِ نَبِيٍّ زَانَـــهُ خُــلُقٌ ۞ بِالْحُسْنِ مُشْتَمِلٍ بِالْبِشْرِ مُتَّسِمِ

Alangkah mulia budipekerti Rasulullah, yang menghiasi kesempurnaan keanggunan-nya. Keindahan yang dimiliki paras wajahnya tampak berseri

كَالزَّهْرِ فِيْ تَرَفٍ وَالبَدْرِ فِي شَرَفٍ ۞ وَالبَحْرِ فِيْ كَرَمٍ وَالدَّهْرِ فِي هِمَمِ

Keanggunannya laksana bunga, dan kemuliaannya bagaikan purnama. Kedermawanannya laksana samudera, cita-citanya bagai perjalanan masa

كَأَنَّــــهُ وَهْوَ فَـــــــرْدٌ مِنْ جَــــلَالَتِـــهِ ۞ فِي عَسْكَرٍ حِيْنَ تَلْقَــاهُ وَفِيْ حَشَمِ

Seakan-akan Rasulullah nabi yang berbeda dari nabi-nabi lainnya dari keagungannya. Di antara para pasukan dan pelayan kala engkau jumpa karena dampak keagungannya

كَأَنَّمَا اللُّؤْلُؤُ الْمَكْنُـوْنُ فِيْ صَدَفٍ ۞ مِنْ مَّعْدِنَيْ مَنْطِقٍ مِنْهُ وَمُبْتَسَمِ

Rasulullah bagaikan mutiara yang tersimpan dalam kerangnya. Dikeluarkan dari dua pemikat yaitu ucapan dan senyumnya

لَا طِيْبَ يَعْدِلُ تُرْبًا ضَمَّ أَعْظُمَــهُ ۞ طُوبَ لِمُنْتَشِقٍ مِنْهُ وَمُلْتَثِمِ

Tiada keharuman melebihi tanah buana, tanah yang mengubur jasadnya. Betapa bahagia orang yang mencium dan mengecupnya

 الفصل الرابع: في مولده

Bab IV: Kelahiran Rasulullah ﷺ

أَبَانَ مَوْلِدُهُ عَنْ طِيْبِ عُنْصُرِهِ ۞ يَا طِيْبَ مُفْتَتَحٍ مِنْهُ وَمُخْتَــــتَمِ

Kelahiran sang nabi menampakkan kesucian diri. Alangkah indah permulaannya, juga indah penghabisannya

يَوْمٌ تَفَرَّسَ فِيْـــهِ الفُرْسُ أَنَّهُـــمُو ۞ قَدْ أُنْذِرُوا بِحُلُوْلِ الْبُؤْسِ وَالنِّقَمِ

Hari kelahiran Rasulullah saat ada firasat bangsa Persia, bahwa ada peringatan kepada mereka datangnya bencana dan siksa

وَبَاتَ إِيْوَانُ كِسْرَى وَهْوَ مُنْصَدِعٌ ۞ كَشَمْلِ أَصْحَابِ كِسْرَى غَيْرِ مُلْتَئِمِ

Saat menjelang malam tiba istana kisra hancur terbelah. Sebagaimana kumpulan sahabat kisra tiada menyatu terpecah belah

وَالنَّارُ خَامِدَةُ الْأَنْفَاسِ مِنْ أَسَفٍ ۞ عَلَيْهِ وَالنَّهْرُ سَاهِيْ العَيْنِ مِنْ سَدَمِ

Api sesembahan padam karena duka yang mencekam. Sungai Eufrat tak mengalir, muram karena susah yang amat dalam

وَسَآءَ سَاوَةَ أَنْ غَاضَتْ بُحَيْرَتُهَا ۞ وَرُدَّ وَارِدُهَا بِالْغَيْظِ حِيْنَ ظَمِيْ

Penduduk negeri sawah resah duka saat danaunya kering keronta. Pengambil air kembali dengan tangan hampa kecewa ketika terjerat rasa dahaga

كَأَنَّ بِالنَّارِ مَا بِالْمَـــآءِ مِنْ بَلَلٍ ۞ حُزْنًا وَبِالْمَآءِ مَا بِالنَّارِ مِنْ ضَرَمِ

Seakan akan pada api nan membara terdapat cairan air karena duka. Dan pada air nan sejuk segar api yang membakar

وَالْجِنُّ تَهْتِفُ وَالْأَنْوَارُ سَاطِعَةٌ ۞ وَالْحَقُّ يَظْهَرُ مِنْ مَّعْنًى وَمِنْ كَلِـــمِ

Para jin menjerit, suara cahaya membumbung ke angkasa. Kebenaran tampak nyata dari makna maupun kata

عَمُوْا وَصَمُّوا فَإِعْلَانُ الْبَشَائِرِ لَمْ ۞ تُسْمَعْ وَبَـــارِقَةُ الْإِنْذَارِ لَمْ تُشَمِ

Mereka buta dan tuli tak dengar hingga kabar gembira tiada didengar. Begitu juga kilatan peringatan sama sekali tak terhiraukan

مِنْ بَعْدِ مَا أَخْـــبَرَ الْأَقْوَامَ كَاهِنُهُـــمْ ۞ بِأَنَّ دِيْنَهُمُ الْمُعْوَجَّ لَمْ يَقُـــمِ

Para rahib mereka telah kabarkan berita. Bahwa agama mereka melenceng, dan tak kan bertahan lama

وَبَعْدَمَا عَايَنُوْا فِيْ الْأُفُقِ مِنْ شُهُبٍ ۞ مُنْقَضَّةٍ وَّفْقَ مَا فِيْ الْأَرْضِ مِنْ صَنَمِ

Setelah mereka menyaksikan bintang-bintang di ufuk berjatuhan. Bersamaan di bumi ada kejadian berhala-berhala runtuh bergelimpangan

حَتَّى غَدَا عَنْ طَرِيقِ الْوَحْيِ مُنْهَزِمٌ ۞ مِنَ الشَّيَاطِيْنِ يَقْفُو إِثْرَ مُنْهَزِمِ

Hingga lenyap syetan berlari terbirit-birit dari pintu langit jalan wahyu ilahi. Mereka lari mengikuti syetan nan berlari tak henti

كَأَنَّهُمْ هَرَبًــــا أَبْطَالُ أَبْرَهَـــةٍ ۞ أَوْ عَسْكَرٌ بِالْحَصَى مِنْ رَاحَتَيْهِ رُمِيْ

Mereka berlarian laksana lasykar Raja Abrahah. Atau bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Rasul

نَبْذًا بِهِ بَعْدَ تَسْبِيحٍ بِبَطْنِهِمَا ۞ نَبْذَ الْمُسَبِّحِ مِنْ أَحْشَآءِ مُلْتَقِمِ

Batu yang nabi lemparkan, setelah bertasbih dalam genggaman. Bak terlemparnya nabi yunus dari perut ikan paus

الفصل الخامس: في معجزاته ﷺ

Bab V: Mukjizat-Mukjizat Nabi ﷺ

جَـــآءَتْ لِدَعْوَتِهِ الْأَشْجَارُ سَـاجِدَةً ۞ تَمْشِيْ إِلَيْهِ عَلَى سَاقٍ بِلَا قَدَمِ

Pepohonan datang memenuhi panggilannya dengan sikap tunduk sopan. Berjalan menghadap kepadanya dengan batang tanpa telapak terciptakan

كَأَنَّ مَا سَطَرَتْ سَطْرًا لِمَا كَتَبَتْ ۞ فُرُوْعُهَا مِنْ بَدِيْعِ الْخَطِّ فِيْ اللَّقَمِ

Seakan-akan pepohonan itu tuliskan sebuah lukisan. Lukisan indah menawan ditulis dahan di tengah jalan

مِثْلَ الْغَمَــــامَةِ أَنَّى سَارَ سَـــآئِـــرَةٌ ۞ تَقِيْهِ حَرَّ وَطِيْسٍ لِّلْهَجِيْرِ حَمِي

Sebagaimana gumpalan awan ke mana saja nabi pergi, ia sebagai payung perlindungan dari sengatan panas mentari di siang hari

أَقْسَمْتُ بِالْقَمَــــرِ الْمُنْشَقِّ إِنَّ لَهُ ۞ مِنْ قَلْبِهِ نِسْبَةً مَبْرُوْرَةَ الْقَسَمِ

Aku bersumpah demi penguasa rembulan nan pecah. Sesungguhnya hati nabi nan terbelah bak bulan yang dibelah

وَمَا حَوَى الْغَـــارُ مِنْ خَيْرٍ وَّمِنْ كَرَمٍ ۞ وَكُلُّ طَرْفٍ مِنَ الكُفَّـــارِ عَنْهُ عَمِيْ

Dalam gua Tsur nabi bersembunyi Abu Bakar sahabat yang menyertai. Semua mata kafir jadi buta tak dapat melihat mereka berdua

فَالصِّدْقُ فِي الْغَارِ وَالصِّدِّيْقُ لَمْ يَرِمَـا ۞ وَهُمْ يَقُوْلُوْنَ مَا بِالْغَـــارِ مِنْ أَرِمِ

Nabi dan Abu Bakar As-Siddiq keduanya berada dalam gua. Mereka orang-orang kafir berkata tak seorang pun dalam gua

ظَنُّوْا الْحَمَامَ وَظَنُّوا الْعَنْكَبُوْتَ عَلَى ۞ خَيْرِ الْبَرِيّةِ لَمْ تَنْسُجْ وَلَمْ تَحُمِ

Mereka berprasangka merpati takkan berputar sekitar gua. Laba laba takkan bersarang di mulut gua jika sebaik-baik makhluk di dalamnya

وِقَــــايَةُ اللهِ أَغْنَتْ عَنْ مُضَـــاعَفَــةٍ ۞ مِنَ الدُّرُوْعِ وَعَنْ عَالٍ مِنَ الْأُطُمِ

Cukuplah perlindungan Allah, tiada butuh lagi. Pada baju berlapis besi dan benteng benteng nan tinggi

مَا ضَامَنِي الدَّهْرُ يَوْمًا وَّاسْتَجَرْتُ بِهِ ۞ إِلَّا وَنِلْتُ جِوَارًا مِنْهُ لَمْ يُضَـــمِ

Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi, niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti

وَلَا الْتَمَسْتُ غِــنَى الدَّارَيْنِ مِنْ يَدِهِ ۞ إِلَّا اسْتلَمْتُ النَّدَى مِنْ خَيْرِ مُسْتَلَمِ

Aku tidak akan meminta harta kekayaan dunia dan akhirat dari tangan Beliau melainkan aku kan mengambil pemberian dari sebaik-baik orang dalam memenuhi permintaan umatnya

لَا تُنْكِرِ الْوَحْيَ مِنْ رُؤْيَاهُ إنَّ لَهُ ۞ قَلْبًا إِذَا نَامَتِ الْعَيْنَانِ لَمْ يَنَمِ

Janganlah kaupungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi. Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena

وَذَاكَ حِـــيْنَ بُلُوغٍ مِن نُبُـوَّتِـــــهِ ۞ فَلَيْسَ يُنكَرُ فِيْـــهِ حَالُ مُحْتَلِمِ

Demikian itu terjadi tatkala beliau diangkat menjadi nabi. Maka tak perlu diingkari keadaan nabi yang bermimpi

تَبَــارَكَ اللهُ مَا وَحْيٌ بِمُكْتَسَبٍ ۞ وَلَا نَبِيٌّ عَلَى غَيْبٍ بِمُتَّهَمِ

Allah Mahasuci wahyu tiada dapat dicari. Tak ada seorang nabi dalam berita ghaibnya dicurigai

كَمْ أَبْرَأَتْ وَصِبًا بِاللَّمْسِ رَاحَتُهُ ۞ وَأَطْلَقَتْ أَرِبًا مِنْ رِبْقَةِ اللَّمَمِ

Betapa banyak orang sakit sembuh ketika telapak tangannya menyentuh. Dan menyelamatkan orang yang butuh dari sakit gila yang terus kambuh

وَأَحْيَتِ السَّنَةَ الشَّهْبَـــاءَ دَعْوَتُهُ ۞ حَتَّى حَكَتْ غُرَّةً فِيْ الْأَعْصُرِ الدُّهُمِ

Doa nabi dapat hidupkan tahun kering nan tiada hujan. Hingga bak titik putih di muka dalam lipatan hitamnya masa

بِعَارِضٍ جَادَ أَوْ خِلْتُ الْبِطَاحَ بِهَا ۞ سَيْبًا مِّنَ الْيَمِّ أَوْ سَيْلاً مِنَ العَرِمِ

Dengan awan yang hujannya deras hingga aku duga jurang nan luas. Air mengalir dari samudera atau mengalir dari lembah yang menganga

الفصل السادس: في شـرف الــقرآن ومدحـه

Bab VI: Kemuliaan Al-Qur’an Al-Karim dan Pujian terhadapnya

دَعْنِيْ وَوَصْفِيْ اٰيَــــاتٍ لَهُ ظَهَـــرَتْ ۞ ظُهُوْرَ نَارِ الْقِرَى لَيْلًا عَلَى عَلَمِ

Biarkan aku mengurai mukjizat yang tampak pada nabi. Tampak bagai api jamuan malam hari di atas gunung menjulang tinggi

فَالدُّرُّ يَزْدَادُ حُسْنًا وَّهُوَ مُنْتَظِمٌ ۞ وَلَيْسَ يَنْقُصُ قَدْرًا غَيْرَ مُنْتَظِمِ

Mutiara akan bertambah indah ketika dalam kondisi tersusun rapi walaupun (sebenarnya) kadar nilainya sama sekali tidak berkurang saat dalam keadaan terurai/tak rapi

فَمَا تَطَاوُلُ اٰمَــالِ الْمَديْـحِ إِلَى ۞ مَا فِيْهِ مِنْ كَرَمِ الْأَخْلَاقِ وَالشِّيَمِ

Mutiara bertambah indah anggun bila ia rapi tersusun. Nilainya tak berkurang sedikit punwalau tak tersusun

اٰيَـاتُ حَقٍّ مِنَ الرَّحْمٰنُ مُحْدَثَةٌ ۞ قَدِيْمَةٌ صِفَةُ الْمَوْصُوْفِ بِالْقِدَمِ

Ayat-ayat Al-Qur’an adalah dari tuhan nan rahman. Baru turunnya, terdahulu maknanya dan sifat Dzat yang bersifat Mahadahulu

لَمْ تَقْتَـــرِنْ بِزَمَانٍ وَهِيَ تُخْبِرُنَــا ۞ عَنِ الْمَعَادِ وَعَنْ عَادٍ وَعَنْ إِرَمِ

Ayat-ayat Al-Qur’an tak bersamaan dengan zaman. Dan ayat-ayat Al-Qur’an telah kabarkan pada kita tentang akhirat, kaum ‘Ãd dan kota Iram

دَامَتْ لَدَيْنَا فَفَاقَتْ كُلَّ مُعْجِزَةٍ ۞ مِنَ النَّبِيِّيْنَ إِذْ جَآءَتْ وَلَمْ تَدُمِ

Ayat-ayat ilahi di sisi kita kekal abadi. Mengungguli mukjizat para nabi mukjizat yang datang tiada lestari

مُحْكَمـَــاتٌ فَمَا تُبْقِيْنَ مِنْ شُبَــــهٍ ۞ لِذِيْ شِقَاقٍ وَلَا تَبْغِيْنَ مِنْ حَكَمِ

Sungguh kokoh itu Al-Qur’an tak tinggalkan keserupaan. Bagi yang punya perselisihan dan tak usah cari hakim kebenaran

مَا حُوْرِبَتْ قَطُّ إِلَّا عَادَ مِنْ حَرَبٍ ۞ أَعْدَى الْأَعَادِيْ إِلَيْهَا مُلْقِيَ السَّلَمِ

Sama sekali Al-Qur’an tak akan ditentang kecuali akan kembali dari medan perang. Musuh yang sangat hebat dan pasrah dalam keadaan tunduk dan pasrah

رَدَّتْ بَلَاغَتُهَــــا دَعْوَى مُعَارِضِهَــــا ۞ رَدَّ الْغَيُورِ يَدَ الْجَانِ عَنِ الْحُرَمِ

Keindahan sastranya menaklukkan penentangnya. Bagai pencemburu membela keluarganya dari tangan jahil yang menjamahnya

لَهَا مَعَانٍ كَمَوْجِ الْبَحْرِ فِيْ مَدَدٍ ۞ وَفَوْقَ جَوْهَرِهِ فِيْ الْحُسْنِ وَالْقِيَمِ

Bagi Al-Qur’an berlimpah banyak makna bertambah-tambah bak ombak samudera. Keindahan dan nilainya melebihi mutiara samudera

فَـــلَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصٰى عَجَـــائِبُهَــــا ۞ وَلَا تُسَامُ عَلَى الْإِكْثَارِ بِالسَّـــأَمِ

Keajaiban ayat-ayat Al-Qur’an tak bisa dibatasi hitungan. Maknanya nan banyak bertebaran sama sekali tak membosankan

قَرَّتْ بِهَـــا عَيْنُ قَارِيْهَا فَقُلْتُ لَهُ ۞ لَقَدْ ظَفَرْتَ بِحَبْلِ اللّٰهِ فَاعْتَصِمِ

Sejuklah mata pembacanya lalu kakatakan padanya. Sungguh anda telah beroleh bahagia berpeganglah selalu pada tali Allah ta`ala

إِنْ تَتْلُهَا خِيْفَةً مِنْ حَرِّ نَارِ لَظَى ۞ أَطْفَأْتَ نَارَ لَظىٰ مِنْ وِّرْدِهَا الشَّبِمِ

Jika karena takut engkau membacanya dari panas neraka ladha. Maka engkau padamkan panasnya karena kesejukan airnya

كَأَنَّهَا الْحَوْضُ تَبْيَضُّ الْوُجُوْهُ بِهِ ۞ مِنَ العُصَاةِ وَقَدْ جَآءُوْهُ كَالْحُمَمِ

Al-Qur’an laksana telaga dapat putihkan wajah. Wajah para pendosa wajah nan hitam arang tak cerah

وَكَالصِّـــرَاطِ وَكَالْمِـــــيْزَانِ مَعْــدِلَةً ۞ فَالْقِسْطُ مِنْ غَيْرِهَا فِيْ النَّـــاسِ لَمْ يَقُمِ

Al-Qur’an tegak bak lurusnya jalan laksana keadilan timbangan. Keadilan selain Al-Qur’an di kalangan manusia tiada yang langgeng bertahan lama

لَا تَعْجَبَنْ لِحَسُوْدٍ رَّاحَ يُنْكِرُهَــا ۞ تَجَاهُلًا وَّهُوَ عَيْنُ الْحَاذِقِ الْفَهِمِ

Jangan heran pada pendengki yang berusaha mengingkari. Pura pura bodoh diri padahal ia cerdas dan memahami

قَدْ تُنْكِرُ الْعَيْنُ ضَوْءَ الشَّمْسِ مِنْ رَّمَدٍ ۞ وَيُنْكِرُ الْفَمُ طَعْمَ الْمَآءِ مِنْ سَقَمِ

Terkadang mata sakit mengingkari pada sinar matahari. Segar air tekadang mulut pungkiri karena sakit yang menyilimuti

الفصل السابع: في إسرائه ومعراجه ﷺ

Bab VII: Isra’ Mi’raj Nabi ﷺ

يَا خَيْرَ مَنْ يَّـمَّمَ الْعَافُوْنَ سَاحَتَهُ ۞ سَعْيًا وَّفَوْقَ مُتُوْنِ الْأَيْنُقِ الرُّسُمِ

Wahai sebaik-baiknya manusia, para pencari kebaikan menuju kediamannya. Dengan berjalan kaki atau unta yang cepat berlari

وَمَنْ هُوَ الْاٰيَةُ الكُبْرَى لِمُعْتَبِرٍ ۞ وَمَنْ هُوَ النِّعْمَةُ الْعُظْمَى لِمُغْتَنِمِ

Wahai nabi nan jadi pertanda besar bagi pencari i`tibar. Duhai nabi nan sebagai nikmat agung bagi orang yang ingin beruntung

سَرَيْتَ مِنْ حَرَمٍ لَيْلًا إِلَى حَرَمٍ ۞ كَمَا سَرَى الْبَدْرُ فِيْ دَاجٍ مِّنَ الظُّلَمِ

Dikala malam engkau berjalan dari masjidil haram ke masjidil aqsha. Bagai purnama yang berjalan menembus malam gulita

وَبِتَّ تَرْقَى إِلَى أَنْ نِلْتَ مَــــنْزِلَةً ۞ مِنْ قَابِ قَوْسَيْنِ لَمْ تُدْرَكْ وَلَمْ تُرَمِ

Dan engkau terus meninggi hingga suatu tempat engkau gapai. Yaitu tempat sekira-kira busur dua tak bisa dicapai dan diasa

وَقَدَّمَتْكَ جَمِيْعُ الْأنْبِيَـــآءِ بِهَـــا ۞ وَالرُّسْلُ تَقْدِيْمَ مَخْدُوْمٍ عَلَى خَدَمِ

Para nabi dan utusan mempersilahkan anda di depan. Laksana penghormatan pelayan kepada sang majikan

وَأَنْتَ تَخْتَرِقُ السَّبْعَ الطِّبَاقَ بِهِمْ ۞ فِيْ مَوْكِبٍ كُنْتَ فِيْهِ صَاحِبَ الْعَلَمِ

Engkau tembus langit tujuh petala bersama para rasul dan anbiya’. Dalam kumpulan malaikat Allah ta`ala engkaulah menjadi pemimpinnya

حَتَّى إِذَا لَمْ تَدَعْ شَأْوًا لِمُسْتَبِقٍ ۞ مِنَ الدُّنُوِّ وَلَا مَرْقًى لِمُسْتَنِمِ

Hingga tak satu puncak engkau sisai bagi orang yang ingin mendahului. Tempat dekat dan tempat tinggi bagi pencari derajat tinggi

خَفَضْتَ كُلَّ مَقَامٍ بِالْإِضَافَةِ إِذْ ۞ نُوْدِيْتَ بِالرَّفْعِ مِثْلَ الْمُفْرَدِ الْعَلَمِ

Dibandingkan dengan derajatmu derajat jadi rendah semua. Karena dengan khusus dipanggil namamu bak mufrad `alam dalam kekhususannya

كَيْمَا تَفُوْزَ بِوَصْــلٍ أَيِّ مُسْتَــتِرٍ ۞ عَنِ الْعُيُوْنِ وَسِرٍّ أَيِّ مُكْتَتَمِ

Agar engkau peroleh hubungan sempurna tertutup dari pandangan mata. Dan rahasia nan tiada terbuka tersimpan dari makhluk tercipta

فَحُـــــزْتَ كُلَّ فَخَــــارٍ غَيْرَ مُشْتَرَكٍ ۞ وَجُزْتَ كُلَّ مَقَامٍ غَيْرَ مُزْدَحَمِ

Kau kumpulkan semua kebanggaan keutamaan nan tak terbagi. Engkau lewati setiap derajat ketinggian derajat nan tak terdesaki

وَجَلَّ مِقْدَارُ مَا وُلِّيْتَ مِنْ رُتَبٍ ۞ وَعَزَّ إِدْرَاكُ مَا أُوْلِيْتَ مِنْ نِّعَمِ

Sungguh agung nilainya derajat yang kaudapati. Sungguh jarang lagi langka dapatkan nikmat yang engkau diberi

بُشْرَى لَنَا مَعْشَرَ الْإِسْلَامِ إِنَّ لَنَا ۞ مِنَ الْعِنَايَةِ رُكْنًا غَيْرَ مُنْهَدِمِ

Kabar gembira wahai golongan umat Islam. Bagi kita tiang kokoh jaya takkan roboh padam

لَمَّـــــا دَعَا اللهُ دَاعِيْنَا لِطَاعَتِـــــهِ ۞ بِأَكْرَمِ الرُّسْلِ كُنَّا أَكْرَمَ الُأُمَمِ

Tatkala Allah panggil nabi pengajak kita karena ketaatannya kepada Allah. Dengan panggilan rasul termulia maka jadilah kita umat yang paling mulia

الفصل الثامن: في جهاد النبي ﷺ

Bab VIII: Perjuangan Nabi ﷺ

رَاعَتْ قُلُوْبَ الْعِدَا أَنْبَاءُ بَعْثَتِهِ ۞ كَنَبْأَةٍ أَجْفَلَتْ غُفْلًا مِّنَ الْغَنَمِ

Berita kenabian jadiakan hati musuh gentar ketakutan. Bak lolongan srigala takutkan kambing nan lupa

مَا زَالَ يَلْقَـــاهُمُ فِيْ كُلِّ مُعْـــــتَرَكٍ ۞ حَتّٰى حَكَوْا بِالْقَنَا لَحْمًا عَلَى وَضَمِ

Nabi tiada henti musuh dilawan dalam setiap medan pertempuran. Hingga daging mereka bertumpukan laksana daging di tempat pemotongan

وَدُّوا الْفَرَارَ فَكَادُوْا يَغْبِطُوْنَ بِــهِ ۞ أَشْلَآءَ شَالَتْ مَعَ الْعِقْبَانِ وَالرَّخَمِ

Mereka ingin lari hampir saja mereka berharap diri. Anggota badan nan hancur menjauhi, terbang bersama burung rakhmah dan rajawali

تَمْضِيْ اللَّيَالِيْ وَلَا يَدْرُوْنَ عِدَّتَهَا ۞ مَا لَمْ تَكُنْ مِّنْ لَيَالِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ

Siang malam berlalu hitungannya mereka tak tahu. Selagi siang malam tak berada dalam bulan-bulan nan mulia

كَأَنَّمَا الدِّيْنُ ضَيْفٌ حَلَّ سَاحَتَهُمْ ۞ بِكُلِّ قَرْمٍ إِلَى لَحْمِ الْعِدَا قَرِمِ

Islam datang bagai tamu undangan, singgah di halaman sahabat Nabi. Bersama orang-orang jantan yang sangat ingin membunuh musuh Islami

يَجُرُّ بَحْـــــرَ خَمِيْسٍ فَوْقَ سَـــــابِحَةٍ ۞ يَرْمِيْ بِمَوْجٍ مِنَ الْأَبْطَالِ مُلْتَطِمِ

Ia membawa lautan pasukan diatas kuda yang berenang jaya. Membawa para pemberani lagi jantan bagai debur ombak samudera

مِنْ كُلِّ مُنْتَدِبٍ لِلّٰهِ مُحْتَسِبٍ ۞ يَسْطُوْا بِمُسْتَأْصِلٍ لِلكُفْرِ مُصْطَلِمِ

Setiap orang yang penuhi panggilan Allah dan mengharap pahala di sisi allah. Menyerang akar kekufuran dengan pedang pembasmi memusnahkan

حَتّٰى غَدَتْ مِلَّةُ الْإِسْلَامِ وَهِيَ بِهِمْ ۞ مِنْ بَعْدِ غُرْبَتِهَا مَوْصُوْلَةَ الرَّحِمِ

Berkat kegigihan para ksatria hingga jadilah Islam agama. Setelah terasing jauh dari pemeluknya terjalin erat hubungan keluarga

مَكْفُوْلَـــةً أَبَدًا مِّنْهُـــــمْ بِخَـــــيْرِ أَبٍ ۞ وَخَيْرِ بَعْلٍ فَلَمْ تَيْتَمْ وَلَمْ تَئِمِ

Islam terjamin selamanya dari mereka dengan sebaik-baik aba. Dan sebaik-baik suami tercinta mereka takkan jadi yatim dan janda

هُمُ الْجِبَالُ فَسَلْ عَنْهُمْ مُّصَـــادِمَهُمْ ۞ مَاذَا رَأَى مِنْهُمْ فِيْ كُلِّ مُصْطَدَمِ

Mereka ksatria bak gunung nan kokoh kuat, maka tanyakan lawan tentang hebatnya gempuran. Apa yang mereka lihat dalam setiap medan peperangan?

وَسَلْ حُنَيْنًا وَسَلْ بَدْرًا وَسَلْ أُحُدًا ۞ فُصُوْلُ حَتْفٍ لَّهُمْ أَدْهٰى مِنَ الوَخَمِ

Coba kautanyakan pada Hunain, Badar dan Uhud sebagai ajang peristiwa. Semuanya tempat macam kematian terasa lebih ganas dari wabah kolera

اَلْمُصْدِرِى الْبِيْضَ حُمْرًا بَعْدَ مَا وَرَدَتْ ۞ مِنَ الْعِدَا كُلَّ مُسْوَدٍّ مِّنَ اللِّمَمِ

Pedang mereka nan putih berkilauan kembali menjadi merah padam. Setelah banyak memenggal leher lawan hitam sehitam rambut nan kelam

وَالكَاتِبِــــيْنَ بِسُمْرِ الْخَـــــطِّ مَا تَرَكَتْ ۞ أَقْلَامُهُمْ حَرْفَ جِسْمٍ غَيْرَ مُنَعَجِمِ

Dengan kayu khat sebagai tombak senjata mereka tusukkan pada para musuh. Tombak pena takkan tinggalkan sisa daging terkoyak dari tubuh

شَاكِّي السِّلَاحِ لَهُمْ سِيْـمَا تُمَيِّزُهُمْ ۞ وَالْوَرْدُ يَمْتَازُ بِالسِّيْمَا عَنِ السَّلَمِ

Para tentara nan tajam senjatanya miliki tanda pembeda. Bak mawar nan mempesona dengan pohon salam ada tanda pembeda

تُهْدِيْ إِلَيْكَ رِيَاحُ النَّصْرِ نَشْرَهُمُ ۞ فَتَحْسَبُ الزَّهْرَ فِيْ الْأَكْمَامِ كُلَّ كَمِيْ

Angin kemenangan kirimkan padamu semerbak keharuman tentara. Hingga bunga di kelopak tersangka olehmu tentara nan gagah perkasa

كَأَنّهُمْ فِيْ ظُهُورِ الْخَيْلِ نَبْتُ رُبًــــا ۞ مِنْ شِدَّةِ الْحَزْمِ لَا مِنْ شِدَّةِ الْحُزُمِ

Seakan-akan mereka dipunggung kuda laksana pepohonan di bukit tinggi. Karena kuatnya kemantapan belaka bukan karena kuatnya tali

طَارَتْ قُلُوبُ الْعِدَى مِنْ بَأْسِهِمْ فَـرَقًا ۞ فَمَــا تُفَــــرِّقُ بَيْنَ الْبَهْمِ وَالْبُــهَمِ

Hati para musuh goncang duka karena takut serangan dahsyat para ksatria. Maka tak dapat bedakan antara kumpulan anak domba dan sekelompok pemberani perkasa

وَمَنْ تَكُنْ بِرَسُولِ اللهِ نُصْرَتُهُ ۞ إِنْ تَلْقَهُ الْأُسْدُ فِيْ اٰجَامِهَا تَجِمِ

Barangsiapa meraih kemenangan sebab rasulullah nabi pilihan. Bila singa di rimba menjumpainya, maka akan diam tunduk padanya

وَلَنْ تَرَى مِنْ وَّلِيٍّ غَيْرِ مُنْتَصِرٍ ۞ بِهِ وَلَا مِنْ عَدُوٍّ غَيْرِ مُنْقَصِمِ

Tak kaulihat kekasih beriman kecuali beroleh kemenangan. Dan tak kaulihat musuh nabi utusan kecuali mendapat kekalahan

أَحَــــلَّ أُمّتَهُ فِيْ حِــــرْزِ مِلَّتِـــهِ ۞ كَاللَّيْثِ حَلَّ مَعَ الْأَشْبَالِ فِيْ أَجَمِ

Nabi tempatkan umatnya dalam benteng agamanya. Bagai singa tempatkan anak-anaknya dalam hutan belantara

كَمْ جَدَّلَتْ كَلِمَاتُ اللهِ مِنْ جَدَلٍ ۞ فِيْهِ وَكَمْ خَصَمَ الْبُرْهَانُ مِنْ خَصِمِ

Seringkali kitab suci Al-Qur’an jatuhkan musuh dalam perdebatan. Dan telah banyak dalil-dalil pasti kalahkan musuh-musuh sejati

كَفَاكَ بِالْعِلْمِ فِي الْأُمِّيِّ مُعْجِزَةً ۞ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَالتَأْدِيْبِ فِي الْيُتُمِ

Cukuplah bagimu sebagai mukjizat: keluasan ilmu yang dipunyai oleh Nabi ﷺ, padahal beliau seorang ummi (tak bisa baca tulis) yang hidup di era kebodohan (jahiliyah). Selain itu, beliau juga seorang yang beradab dan berakhla mulia padahal beliau seorang yatim (piatu)

الفصل التاسع: في التوسل بالنّبي ﷺ

Bab IX: Tawassul dengan Nabi ﷺ

خَدَمْتُــــهُ بِمَدِيْحٍ أَسْتَقِيْـــلُ بِهِ ۞ ذُنُوْبَ عُمْرٍ مَّضَى فِي الشِّعْرِ وَالْخِدَمِ

Kupuja nabi dengan pujian kumohon adanya pengampunan. Dosa –dosa hidup yang terlewatkan dalam bersyair dan pujian

إِذْ قَلَّدَانِيَ مَـــا تُخْشَى عَوَاقِبُـــهُ ۞ كَأَنَّنِيْ بِهِمَا هَدْيٌ مِنَ النَّعَمِ

Keduanya mengalungi diriku sesuatu yang menakutkan akibatnya dengan dua perkara itu. Seakan akan diriku hewan sembelihan berupa unta

أَطَعْتُ غَيَّ الصِّبَا فِيْ الحَالَتَيْنِ وَمَا ۞ حَصَلْتُ إِلَّا عَلَى الْاٰثَامِ وَالنَّدَمِ

Kuturuti bujuk rayu masa muda dalam bersyair dan memuja. Tak ada yang kudapatkan kecuali dosa dan penyesalan

فَيَا خَسَارَةَ نَفْسٍ فِيْ تِجَـــارَتِهَا ۞ لَمْ تَشْتَرِ الدِّيْنَ بِالدُّنْيَــا وَلَمْ تَسُمِ

Alangkah ruginya jiwa dalam perdagangannya. Tak pernah beli agama dengan dunia dan pernah menawarnya

وَمَنْ يَبِعْ اٰجِـلًا مِنْهُ بِعَـــــاجِلِهِ ۞ يَبِنْ لَهُ الْغَبْنُ فِيْ بَيْعٍ وَفِيْ سَلَمِ

Barangsiapa menjual akhirat dengan dunia kebahagian sesaat. Maka nyata baginya kerugian dalam jual beli dan akad salam

إِنْ اٰتِ ذَنْبًا فَمَا عَهْدِيْ بِمُنْتَقِضٍ ۞ مِنَ النَّبِيِّ وَلَا حَبْلِيْ بِمُنْصَرِمِ

Jika dosa kulakukan janjiku pada nabi tidaklah terputuskan. Dan juga tali hubungan takkan terputuskan

فَــــإِنَّ لِيْ ذِمَّــــةً مِنْـــــهُ بِتَسْمِيَتِيْ ۞ مُحَمَّدًا وَهْوَ أَوْفَى الْخَلْقِ بِالذِّمَمِ

Sesungguhnya aku punya jaminan namaku Muhammad sesuai dengan nabi. Nabi lebih sempurnanya makhluk ciptaan dalam menepati janji

إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْ مَعَادِيْ اٰخِذًا بِيَدِيْ ۞ فَضْلًا وَإِلَّا فَقُلْ يَا زَلَّةَ الْقَدَمِ

Jika di akhirat nabi tak ulurkan tangan menolongku sebagai fadhal keutamaan. Maka sampaikanlah kata “wahai orang yang tergelincir kakinya”

حَاشَاهُ أَنْ يُّحْرِمَ الرَّاجِيْ مَكَارِمَهُ ۞ أَوْ يُرْجِعَ الْجَارَ مِنْهُ غَيْرَ مُحْتَرَمِ

Mahasuci Allah ta`ala nabi tak tolak pengharap syafaatnya. Atau tetangga kembali darinya tanpa dihormati dan dimuliakan

وَمُنْذُ أَلْزَمْتُ أَفْكَارِيْ مَدَائِحَـــــهُ ۞ وَجَدْتُهُ لِخَلَاصِيْ خَيْرَ مُلْتَزِمِ

Sejak kucurahkan segala pikiran untuk memberikan aneka pujian. Maka untuk keselamatanku nabi kudapatkan sebaik baik pemberi jaminan

وَلَنْ يَفُوتَ الْغِنَى مِنْهُ يَدًا تَرِبَتْ ۞ إِنَّ الْحَيَا يُنْبِتُ الْأَزْهَارَ فِيْ الْأُكُمِ

Pemberian nabi takkan luputkan setiap tangan yang membutuhkan. Susengguhnya hujan akan menghidupi bunga-bunga di bukit tinggi

وَلَمْ أُرِدْ زَهْرَةَ الدُّنْيَا الَّتِي اقْتَطَفَتْ ۞ يَدَا زُهَيْرٍ بِمَا أَثْنَى عَلَى هَرِمِ

Aku tidaklah mengharapkan dunia yang penuh kenikmatan. Seperti yang Zuhair petik dengan tangannya atas raja Harim yang ia puja

الفَصْلُ العَـــاشِرُ: فِي المُنَاجَاةِ وَعَرَضُ الحَاجَاتِ

Bab X: Bermunajat dan Meminta Hajat

يَا أَكْرَمَ الرُّسْلِ مَالِيْ مَنْ أَلُوْذُ بِهِ ۞ سِوَاكَ عِنْدَ حُلُوْلِ الْحَادِثِ العَمِمِ

Wahai makhluk paling mulia, tiada orang tempat perlindungan hamba. Selain engkau baginda kala huru hara kiamat melanda semua manusia

وَلَنْ يَضِيْقَ رَسُولَ اللهِ جَاهُكَ بِيْ ۞ إِذَا الْكَرِيْمُ تَحَلَّى بِاسْمِ مُنْتَقِمِ

Wahai Rasululloh, keagunganmu tiada sempit karena hamba. Tatkala Dzat yang Mahamulia bersifat dengan nama Dzat Penyiksa

فَإِنَّ مِنْ جُوْدِكَ الدُّنْيَا وَضُرَّتَهَا ۞ وَمِنْ عُلُوْمِكَ عِلْمَ اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ

Di antara kemurahanmu adalah dunia dan akhirat baqa. Dan diantara ilmumu adalah ilmu lauh mahfudh dan qalam pena

يَا نَفْسُ لَا تَقْنَطِيْ مِنْ زَلَّةٍ عَظُمَتْ ۞ إِنَّ الْكَبَآئِرَ فِيْ الغُفْرَانِ كَاللَّمَمِ

Wahai jiwa janganlah putus asa karena dosa besar yang telah dilakukan. Sesungguhnya dosa-dosa besar dalam luasnya ampunan Allah seperti kecil dan ringan

لَعَــلَّ رَحْمَةَ رَبِّي حِيْنَ يَقْسِمُهَا ۞ تَأْتِيْ عَلَى حَسَبِ الْعِصْيَانِ فِي الْقِسَمِ

Semoga rahmat Allah, ketika dibagi-bagikan. Datang, sampai kepadaku dalam pembagian Sesuai dengan nilai kedurhakaanku

يَا رَبِّ وَاجْعَلْ رَجَآئِيْ غَيْـرَ مُنْعَكِسٍ ۞ لَدَيْكَ وَاجْعَلْ حِسَابِيْ غَيْرَ مُنْخَرِمِ

Ya allah jadikanlah harapanku tak berbeda dengan apa yang ada disisi-mu. Dan jadikanlah keyakinanku tiada putus-putus kepada-mu

وَالْطُفْ بِعَبْدِكَ فِي الدَّارَيْنِ إِنَّ لَهُ ۞ صَبْرًا مَتَى تَدْعُهُ الْأَهْوَالُ يَنْهَزِمِ

Ya Allah, kasihanilah hamba-mu ini dalam dunia dan akhirat nanti. Sesungguhnya ia punya kesabaran jika bencana menimpa lari tak tahan

وَأْذِنْ لِسُحْبِ صَلَاةٍ مِنْكَ دَائِمَةٍ ۞ عَلَى النَّبِيِّ بِمُنْهَلٍّ وَمُنْسَجِمِ

Ya Allah, semoga Engkau curahkan awan shalawat-mu abadi tak terbatas. Kepada junjungan nabi Agung Muhammad ﷺ, layaknya hujan mengalir deras

مَا رَنَّحَتْ عَذَبَاتُ الْبَانِ رِيْحُ صَبًا ۞ وَأَطْرَبَ الْعِيْسَ حَادِي الْعِيْسِ بِالنَّغَمِ

Selagi angin timur masih mendoyongkan dahan-dahan pohon ban. Dan selagi pengembala unta senangkan unta dengan merdu suara

ثُمَّ الرِّضَا عَنْ أَبِيْ بَكْرٍ وَعَنْ عُمَرَ ۞ وَعَنْ عَلِيٍّ وَعَنْ عُثْمَانَ ذِي الْكَرَمِ

Kemudian ridha Allah semoga tetap tercurah ruah untuk Abu Bakar, Umar. Ali dan Utsman, mereka shahabat –shahabat yang memiliki kemuliaan yang tinggi

وَالْاٰلِ وَالصَّحْبِ ثُمَّ التَابِعِيْنَ فَهُمْ ۞ أَهْلُ التُّقَى وَالنَّقَا وَالْحِلْمِ وَالْكَرَمِ

Juga keluarga dan shahabatnya kemudian para tabi`in. Dan pengikutnya mereka ahli taqwa dan kesucian bersifat penyantun dan dermawan

يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا ۞ وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ

Ya Allah, semoga dengan berkah nabi yang pinilih, gandakanlah segala cita-cita kami. Dan ampunlah segala dosa kami yang terlewat masa wahai dzat yang luas kemurahan-nya

وَاغْفِرْ إِلٰهِيْ لِكُلِّ الْمُسْلِمِيْنَ بِمَا ۞ يَتْلُوْنَ فِي المَسْجِدِ الْأَقْصٰى وَفِي الْحَرَمِ

Ampunilah wahai tuhan beta dosa-dosa muslim semua. Berkat Al-Qur’an yang mereka baca di masjidil haram dan aqsha

بِجَاهِ مَنْ بَيْتُهُ فِي طِيْبَةٍ حَرَمٌ ۞ وَاسْمُهُ قَسَمٌ مِنْ أَعْظَمِ الْقَسَمِ

Dengan keagungan Nabi yang tinggal di tanah suci. Namanya menjadi sumpah paling agungnya sumpah

وَهٰذِهِ بُرْدَةُ الْمُخْتَارِ قَدْ خُتِمَتْ ۞ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ فِيْ بَدْءٍ وَفِيْ خَتَمِ

Inilah sair-sair burdah yang telah sampai pada penghabisan. Segala puji bagi Allah, dari permulaan sampai penghabisan

أَبْيَاتُهَا قَدْ أَتَتْ سِتِّينَ مَعْ مِائَةٍ ۞ فَرِّجْ بِهَا كَرْبَنَا يَا وَاسِعَ الْكَرَمِ

Bait-bait Qashidah Burdah sebanyak seratus enam puluh buah. Berkat burdah lapangkan segala duka cita wahai dzat yang Mahaluas kemurahan-Nya

error: