مَوْلِدُ الْعَزَبِ
الْحَمْــــدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ قَــدْ أَوْجَــــــدَا ۞ مِنْ نُوْرِهِ نُوْرًا بِهِ عَمَّ الْهُدَى
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan cahaya dari nur-Nya, yang membuat petunjuk menyebar ke berbagai penjuru.
سَبَقَ الْعَوَالِمَ فِي الوَجُوْدِ بِأَسْرِهَا ۞ فَالْكُلُّ مِنْهُ فِي الْحَقَيْقةِ مُبْتَدَا
Nur (cahaya) itu mendahului keberadaan seluruh alam semesta. Sehingga, segala sesuatu sejatinya berasal dari nur itu.
أَعْنِيْ بِذٰلِكَ نُوَرَ مَنْ سَادَ الْوَرَى ۞ وَزَكَتْ عَنَاصِرُهُ الشَّرِيْفَةُ مُحْتَدَا
Yang aku maksud adalah nur orang yang menjadi pemimpin makhluk, dan telah suci unsur-unsurnya lagi mulia asal-usul nasabnya.
الْمُصْطَفَى خَيْرُ الْخَلَائِقِ مَنْ سَمَا ۞ وَعَلَا عَلَى فَلَكِ السِّيَادَةِ سُوْدَدَا
(Yaitu) al-Musthafa (manusia terpilih) ﷺ adalah makhluk terbaik, yang (derajatnya) membubung tinggi ke angkasa kemuliaan.
صَلَّى عَلَيْـــهِ مُسَلِّمًــــا مَوْلَاهُ مَعْ ۞ اٰلٍ لَهُ وَالصَّحْبِ مَا نَجْمٌ بَدَا
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada beliau, serta keluarga dan sahabatnya selama bintang menampakkan gemerlapnya.
هُوَ رَحْمَــةٌ لِلْعَــــالَـمِيْنَ وَنِعْمَــةٌ ۞ فَاضَتْ عَلَى كُلِّ الْبَرِيَّةِ بِالنَّدَا
Nabi Muhammad ﷺ adalah rahmat dan nikmat untuk alam semesta, yang membanjiri semua makhluk dengan ajakannya.
هٰـذَا وَأَرْجُو اللهَ مِنْ إِفْضَـــالِهِ ۞ عَوْنًا عَلَى نَظْمِيْ لِمَوْلِدِ أَحْمَدَا
Aku mengharap karunia Allah berupa pertolongan atas pembuatan syair tentang masa kelahiran Nabi yang terpuji.
كَيْ تُنْعَشَى الْأَرْوَاحُ عِنْدَ سَمَاعِهِ ۞ وَتُقَلَّدَ الْأَسْمَاعُ دُرًّا نُضِّدَا
Agar menjadi sejuk jiwa-jiwa ketika mendengarnya dan pendengaran-pendengaran itu diikuti susunan mutiara.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
اِعْلَمْ بِـــــأَنَّ اللهَ قَدَّرَ سَــــابِقًـــــا ۞ تَكْوِيْنَهُ هٰذَا الْجَنَابَ الْمُفْرَدَا
Ketahuilah bahwa Allah telah menakdirkan di masa lalu untuk menciptakan manusia mulia yang tak ada duanya.
إِذْ قَالَ جَلَّ لِقَبْضَةٍ مِنْ نُوْرِهِ ۞ كُوْنِيْ بِقُدْرَتِنَا الْحَبِيْبَ مُحَـمَّدَا
Ketika itu Allah yang Mahaagung berfirman kepada seberkas nur-Nya: “Jadilah dengan kekuasaan-Ku, al-Habib (kekasih-Ku) Muhammad!
فَهُوَ الْحَبِيْبُ الْمُجْتَبَى قِدْمًا كَمَــا ۞ قَدْ صَحَّ هٰذَا بِالدَّلِيلِ وَأُسْنِدَا
Dialah kekasih Allah yang terpilih sejak dahulu, sebagaimana telah dibuktikan dengan dalil yang kuat.
وَعَلَيْهِ فِي الْأَزَلِ النُّبُوَّةِ أُفْرِغَتْ ۞ وَلَنَا بِهِ الْمَوْلَى الْمُعَظَّمُ أَسْعَدَا
Kenabiannya telah dipersiapkan sejak zaman azali (dahulu) —maka dengan Nabi Muhammad ﷺ, Allah yang Mahaagung menjadikan kita berbahagia.
وَبِوَجْهِ آدَمَ لَاحَ هٰـــذَا النُّوْرُ إِذْ ۞ خَرَّتْ مَلَآئِكَةُ الْمُهَيْمِنِ سُجَّدَا
Nur itu (nur Muhammad) telah terpampang di wajah Nabi Adam ketika malaikat Allah yang Maha Memelihara sujud kepadanya.
وَلِسَائِرِ الْأَصْلَابِ مِنْهُ مُنَقَّــــلٌ ۞ حَتَّى اسْتَقَرَّ بِوَالِدَيْهِ وَأُبِّدَا
Nur itu berpindah-pindah dari sulbi ke sulbi sehingga akhirnya menetap abadi di kedua orang tua beliau.
وَحَمَى الْإِلٰهُ مِنَ السِّفَاحِ أُصُوْلَهُ ۞ وَعَلَوْا بِهِ شَرَفًا أَثِيْلًا أَمْجَدَا
Allah telah melindungi asal-usul Nabi Muhammad ﷺ dari perbuatan zina. Bahkan berkat Nabi ﷺ, mereka (leluhur beliau) naik ke derajat paling mulia lantaran keagungan Nabi ﷺ juga status beliau sebagai orang berasal dari keturunan baik.
وَلِوَالِدَيْـــهِ الرَّبُّ قَدْ أَحْيَا كَمَــا ۞ قَدْ جَاءَ هٰذَا فِي الْحَدِيْثِ وَأُيِّدَا
Allah telah memberikan kehidupan yang baik kepada kedua orang tua beliau ﷺ, sebagaimana diterangkan dalam hadits dengan sanad yang kuat
قَدْ اٰمَنَّـــا حَقًّــــا بِهِ فَاسْتَوْجَبَــــا ۞ كُلَّ النَّجَاةِ وَبِالْجِنَانِ تَخَلَّدَا
Kami telah beriman kepadanya dengan sebenar-benarnya, maka kedua orang tua beliau memang layak mendapat keselamatan dan kekal tinggal di surga.
فَهُمَا يَقِيْنًا نَاجِيَـــانِ وَمَنْ يَقُــلْ ۞ بِخِلَافِنَا ضَلَّ السَّبِيْلَ وَأُبْعِدَا
Kami yakin ayah-bunda Nabi ﷺ akan selamat dan siapa pun yang mengatakan sebaliknya maka ia tersesat dan dijauhkan (dari petunjuk).
وَكَذَا جَمِـــــيْعُ أُصُوْلِهِ مَــــأْوَاهُــمْ ۞ دَارَ النَّعِيْمِ كَمَا رَوَاهُ مَنِ اهْتَدَى
Demikian juga tempat tinggal para leluhur-nasab beliau adalah surga Dârun-Na’îm sesuai dengan riwayat orang-orang yang mendapat petunjuk.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَــهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
فَهُوَ النَّـــبِيُّ مُحَمَّـدٌ ࣙ بْنُ ذَبِيْحِـهِــمْ ۞ مَنْ كَانَ عَبْدَ اللهِ كَهْفًا سَيِّدَا
Dialah Nabi Muhammad ﷺ anak keturunan Ismail yang ayahnya adalah Abdullah seorang pemimpin dan tempat berlindung.
وَبِعَبْـــــدِ مُطَّلِبٍ أَبُوْهُ لَقَـدْ دُعِيْ ۞ وَهُوَ بْنُ هَاشِمٍ ࣙالْجَوَادِ الْمُقْتَدَى
Ayah dari Abdullah (biasa) dipanggil Abdul Muthalib (nama asli: Syaibah) dan ia adalah putra Hasyim yang pemurah dan menjadi panutan.
أَعْنِيْ ابْنَ عَبْدِ مَنَافِهِمْ مَنْ يَنْتَمِيْ ۞ لِقُصَيِّ بْنِ كِلَابِهِمْ مُجْلِي الصَّدَا
Ia (Hasyim) adalah putra Abdu Manaf yang nasab-nasabnya bersambung kepada Qushay putra Kilab yang bersih dari karatan (kotoran).
وَهُوَ ابْنُ مُـرَّةَ نَجْــــلِ كَعْبِهِمْ الَّذِيْ ۞ لِلُؤَيِّهِمْ نُسِبَ بْنُ غَالِبٍ ࣙ الْعِدَى
Ia (Kilab) adalah putra Murrah, cucu Ka’ab yang bernisbat kepada Lu’ayyi, putra Ghalib yang menang dalam peperangan.
ذَاكَ ابْنُ فِهْـــــــرٍ مَنْ أَبُوْهُ مَـــــالِكٌ ۞ قَدْ كَانَ حِصْنًا لِلْأَنَامِ وَمَعْضِدَا
Dia (Ghalib) adalah putra Fihir, ayahnya bernama Malik, benteng perlindungan dan penolong bagi manusia yang membutuhkan pertolongan
السَّيِّدُ ابْنُ النَّضْرِ مُفْـــــرَدُ عَصْرِهِ ۞ مَنْ بِالنَّضَارَةِ وَالْجَمَالِ تَفَرَّدَا
Dia (Malik) seorang pemimpin, dan putra dari an-Nadlar yang terkenal karena keelokan dan ketampanannya yang istimewa di zamannya.
ٰذَا هُوَ ابْنُ كِنَانَـةَ بْنُ حُزَيْمَــــةٍ ۞ مَنْ بِالْفَخَارِ سَمَا وَفَاقَ الْفَرْقَدَا
Dia (an-Nadlar) adalah putra dari Kinanah, putra dari Khuzaimah yang dengan kebanggaannya melambung tinggi melebihi bintang kutub utara.
هُوَ بْنُ مُدْرِكَةَ بْنُ إِلْيَاسَ الَّذِيْ ۞ فِي صُلْبِهِ سُمِعَ النَّبِيُّ مُوَحِّـدَا
Dan ia (Khuzaimah) adalah putra dari Mudrikah putra dari Ilyas yang di tulang sulbinya terdengar Nabi sedang mengesakan Allah.
يُعْزَى إِلَى مُضَرٍ هُوَ ابْنُ نِرَارِهِــمْ ۞ أَعْنِيْ بِهِ ابْنَ مَعَدِّهِمْ مَنْ أُرْشِدَا
Dan ia (Ilyas) digolongkan keturunan Mudlar, putra Nizar—yaitu putra Ma’ad yang diberi petunjuk
هُوَ ابْنُ عَدْنَانِ الْإِمَامِ الْمُنْتَقَـى ۞ مَنْ لِلذَّبِيْحٍ لَهُ انْتِسَابٌ أُكِّدَا
Dan dia (Ma’ad) adalah putra ‘Adnan seorang imam yang dipatuhi, dan ia sendiri dipastikan (kuat) sebagai keturunan Nabi Ismail as.
هٰذَا هُوَ النَّسَبُ الَّذِي اتَّفَقُوْا عَلَيـْ ۞ ــــهِ وَمَنْ يَخُضْ مِنْ بَعْدُ خَالَفَ وَاعْتَدَا
Inilah silsilah nasab yang disepakati (oleh ahli sejarah). Barang siapa yang berpaling sesudahnya, maka ia telah menentang dan memusuhi.
وَإِلَيْـــــهِ قَدْ كَانَ الْمُشَـفَّعُ يَنْتَـهِيْ ۞ وَيُكَذِّبُ النَّسَابَ مَهْمَا عَدَدَا
Sampai di sinilah nasab Nabi Muhammad ﷺ berakhir, dan siapa saja yang membuat nasab di luar ini, maka berdustalah ia.
وهُو الَّذِيْ فَرْضٌ عَلَيْنَــا حِفْظُهُ ۞ وَكَذَاكَ كُلُّ مُكَلَّفٍ قَدْ وَحَّدَا
Inilah nasab yang wajib kita menghafalnya, dan demikian pula wajib dihafalkan oleh setiap orang yang mukallaf (baligh) dan bertauhid.
أَكْرِمْ بِهِ نَسَبًــــا بِعِقْــدِ نِظَامِــــهِ ۞ وَحُلَى مَفَاخِرِهِ الْوْجُوْدُ تَقَلَّدَا
Muliakan nasab ini dengan keteraturan urutannya yang dengan nasab tersebut, alam raya telah menyandang hiasan kebanggaannya.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَــهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
هٰـــذَا وَلَـمَّــــا أَنْ أَرَادَ إِلٰـهُنَــــا ۞ إِظْهَارَهُ السِّرَّ الْمَصُوْنَ الْأَسْعَدَا
Inilah, ketika Tuhan kita hendak memperlihatkan rahasia-Nya yang terpelihara, yaitu Nabi yang paling berbahagia.
اِخْتَصَّ اٰمِنَـــةَ الرِّضَـــا أُمًّا لَهُ ۞ وَلَهَا بِهِ أَمَّ الْـهَنَا وَتَأَبَّدَا
Dengan ridha-Nya, Allah telah mengkhususkan Sayyidah Aminah sebagai ibu, dan berkat putranya itu ia memperoleh kebahagiaan yang abadi.
حَمَلَتْ بِجَوْهَرِهِ الشَّرِيْفِ وَمَا شَكَتْ ۞ ثِقَلًا وَلَا وَهَنًا بِهَا طُوْلَ الْمَدَا
Ketika ia mengandung mutiara-Nya yang mulia, Sayyidah Aminah tidak pernah mengeluh tentang rasa berat dan lemah sepanjang waktu.
وَهَوَاتِفُ الرَّحْمٰنِ قَدْ هَتَفَتْ بِهَا ۞ وَِبسَآئِرِ الْأَكْوَانِ قَدْ سُمِعَ النِّدَا
Suara-suara tanpa jenis telah terdengar dari sisi Tuhan yang Maha Pengasih, seruan panggilan pun terdengar di seantero jagat raya.
وَتَقُوْلُ يَا بُشْرَاكِ قَدْ نِلْتِ الْمُنَى ۞ وَحَمَلْتِ خَيْرَ الْمُرْسَلِيْنَ الأَمْجَدَا
Suara-suara tanpa jenis itu berkata: “Berbahagialah engkau wahai Aminah, sungguh engkau telah meraih cita-cita, dan telah mengandung sebaik-baik utusan Allah yang paling mulia.”
وَبِلَيْلَةِ الْحَمْــلِ الْمُعَظَّمِ فُـتِّحَتْ ۞ جَنَّاتُ فِرْدَوْسٍ وَطَابَتْ مَوْرِدَا
Pada malam dikandungnya Nabi yang diagungkan itu, dibukalah pintu-pintu surga Firdaus yang merupakan sumber segala kebaikan.
وَالْمُلْكُ وَالْمَلَكُوْتُ فِيْهَا عُطِّرَا ۞ وَالْأُنْسُ وَافَى وَالسُّرُوْرُ تَجَدَّدَا
Di alam semesta dan alam gaib wewangian semerbak, keceriaan kian sempurna, dan kesenangan bertambah-tambah.
وَبِعَامِهَا قَدْ عَمَّ حِصْبٌ فِي الْوَرَى ۞ مِنْ بَعْدِ جَدْبٍ لِلْبَرِيَّةِ أَجْهَدَا
Pada tahun (Nabi ﷺ di dalam kandungan), seluruh makhluk dianugerahi kesuburan setelah mereka mengalami kegersangan yang menyusahkan.
وتَبَاشَرَتْ بِالشَّرْقِ وَالْغَرْبِ الْوُحُوْ ۞ شُ وَبِالصَّفَا طَيْرُ الْمَسَرَّةِ غَرَّدَا
Binatang-binatang liar baik di timur maupun di barat saling berbagi kabar gembira. Burung-burung pun berkicau ria di bukit Shafa.
وَأُهَيْلُ شِرْكٍ أَصْبَحَتْ أَصْنَامُهَــا ۞ مَنْكُوْسَةً وَهَوَانُهَا لَنْ يُجْحَدَا
Patung-patung sesembahan orang-orang musyrik telah tertunduk, dan kehinaannya tidak dapat dipungkiri lagi.
وَبِعَــــامِ فَتْحٍ لَقَّبُوْا ذَا الْعَــــامَ إِذْ ۞ كَمْ مِنْ فُتُحَاتٍ بِهِ لَنْ تُعْهَدَا
Tahun penaklukan kota Makkah telah diabadikan, sedang penaklukan-penaklukan lainnya tidak begitu dikenal.
وَجَمِيْعُ أَحْبَـارٍ رَوَتْ أَخْبَـــارَهُ ۞ وَزَهَا بِهَا وَجْهُ الزَّمَانِ تَوَرُّدَا
Seluruh berita gembira memberitakan kabar tentang Nabi ﷺ, yang menjadikan wajah zaman berseri-seri penuh kebanggaan
وَتَقُوْلُ حَانَ ظُهُوْرُ بَدْرِ السَّعْدِ مِنْ ۞ أُفُقِ الْعُلَا لِنَرَى الْحَبِيْبَ وَنُسْعَدَا
Saat purnama kebahagiaan itu terpancar dari ufuk yang tinggi, suara-suara itu berkata lagi: “Marilah kita melihat sang kekasih Allah agar kita berbahagia.”
فِيْ عَامِهِ كُلُّ النِّسَـــآءِ كَرَامَــــةً ۞ لِلْمُصْطَفَى حَمَلَتْ ذُكُوْرًا رُشَّدَا
Pada tahun kelahiran Nabi semua perempuan telah mengandung anak laki-laki yang baik, sebagai kemurahan yang dianugerahkan Allah kepada Al-Musthafa.
وَلَكُمْ بِهِ ظَهَرَتْ عَجَائِبُ جَمَّةٌ ۞ عَنْهَا لَقَدْ ضَاقَ النِّطَاقُ تَعَدُّدَا
Pada kelahiran Nabi itu, fenomena keajaiban berlimpah jumlahnya, sehingga sulit mengatakannya satu per satu karena saking banyaknya.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
مِنْ حَمْلِهِ لَمَّا مَضَى شَهْرَانِ قَدْ ۞ وَافَى الْمَينُوْنُ أَبَا النَّبِيِّ الأَجْوَدَا
Ketika ia (Nabi) baru dikandung selama dua bulan, maut pun menjemput ayahandanya yang paling murah hati itu
وَبِطَيْبَــــةٍ قَدْ كَانَ ذٰلِكَ مُـذْ أَتَى ۞ أَخْوَالَهُ مِنْ أَرْضِ شَامٍ مُسْعَدَا
Saat itu ayahandanya baru saja tiba dari Tanah Syam yang menyenangkan itu dan kemudian berkunjung ke rumah paman-pamannya di Thaibah (Madinah).
وَأَقَامَ فِيْهَــــا عِنْدَهُمْ مُتَوَجِّعًـــا ۞ شَهْرًا سَقِيْمًا صَابِرًا مُتَجَلِّدَا
Ia tinggal di Thaibah bersama mereka dalam kondisi sakit yang ia lalui dengan sabar dan tabah selama satu bulan.
وَضَرِيْحُــــهُ قَدْ أَشْرَقَتْ أَنْوَارُهُ ۞ مَنْ زَارَهُ نَالَ الْمُنَى وَالْمَقْصِدَا
Kuburnya memancarkan cahaya, dan barang siapa menziarahinya, ia akan memperoleh apa-apa yang diinginkan.
وَلَدَى تَمَامِ الْحَمْلِ تِسْعَةَ أَشْهُرٍ ۞ حَانَتْ وِلَادَةُ مَنْ أَتَانَا مُرْشِدَا
Maka semerbaklah segenap penjuru alam ini dengan keharumannya. Gelombang suka cita pun bertambah lagi.
وَتَأَرَّجَتْ أَرْجَاءُ هٰذَا الْكَوْنِ مِنْ ۞ نَفَحَاتِهِ وَبَدَا الْحُبُوْرُ مُجَدَّدَا
Maka semerbaklah segenap penjuru alam ini dengan keharumannya. Gelombang suka cita pun bertambah lagi.
وَتَنَفَّسَتْ أَنْوَارُ صُبْحِ طُلُوْعِـــهِ ۞ حَتَّى غَدَا لَيْلُ الضَّلَالِ مُبَدَّدَا
Cahaya subuh telah menyingsing, sehingga kegelapan malam kesesatan pun pudar.
وَلِأُمِّهِ فِي الطَّلْقِ جَآءَتْ مَرْيَمٌ ۞ وَكَذَاكَ آسِيَةُ الَّتيْ مُنِحَتْ هُدَى
Saat sang ibu (Sayyidah Aminah) melahirkan, datanglah kepadanya Siti Maryam (ibu dari Nabi Isa as) dan begitu juga Siti Asiah (istri Fir’aun yang beriman) yang telah dianugerahi petunjuk.
وَأَتَى مِنَ الفِـــرْدَوْسِ حُوْرٌ مَعْهُمَـــا ۞ لِيَكُوْنَ تَأْنِيْسًا لَهَا وَتَوَدُّدَا
Bersama keduanya datang pula bidadari-bidadari dari surga Firdaus untuk menghibur dan menampilkan kasih sayang.
فَهُنَاكَ قَدْ جَآءَ الْمَخَاضُ فَأَبْرَزَتْ ۞ شَمْسَ الْهُدَى خَيْرَ الأَنَامِ الْأَوْحَدَا
Pada saat itulah terjadi peristiwa kelahiran. Sayyidah Aminah berhasil melahirkan matahari petunjuk, satu-satunya manusia terbaik.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
وَلِذِكْرِ مَوْلِدِهِ يُسَنُّ قِيَامُنَـــا ۞ أَدَبًا لَدَى أَهْلِ الْعُلُوْمِ تَأَكَّدَا
Untuk memperingati kelahiran Nabi ﷺ, kita disunnahkan untuk berdiri sebagai adab dan penghormatan kepada beliau. Begitulah para ulama menetapkannya.
وَبِأَكْمَلِ الْأَوْصَافِ جَآءَ نَبِيُّنَا ۞ وَبَدَا يُهَلِّلُ سَاجِدًا مُتَعَبِّدَا
Nabi kita datang dengan sifat-sifat sempurna dan ketika baru lahir ia sujud dalam pengabdiannya sambil mengucapkan lâ ilâha illa-Llâh.
إِذْ لَاحَ مَخْتُوْنًا نَظِيْفًـا طَيِّبًـا ۞ مَقْطُوْعَ سُرِّ بَلْ كَحِيْلًا أَغْيَدَا
Ketika itu, terlihatlah beliau sudah dalam keadaan dikhitan, bersih, harum dan sudah terpotong tali pusarnya, bahkan bercelak pula matanya dengan halusnya.
وَإِلَى السَّمٰوَاتِ الْعَلِيَّةِ رَافِعًــا ۞ لِشَرِيْفِ رَأْسٍ مِثْلَ مَا رَفَعَ الْيَدَا
Karena kemuliaannya, kepala si bayi ﷺ terangkat mengarah ke langit yang tinggi, sebagaimana pula tangan beliau menunjuk ke sana.
وَلَهُ الْمَلَائِكُ شَمَّتَتْ لِعُطَاسِهِ ۞ مِنْ بَعْدِ مَا حَمِدَ الْإِلٰهَ وَمَجَّدَا
Para malaikat menjawab bersin dengan doa, setelah Nabi ﷺ berhamdalah dan mengagungkan-Nya.
كَمْ مِنْ خَوَارِقَ يَوْمَ مَوْلِدِهِ بِهَــا ۞ قَدْ أُسِّسَ الدِّيْنُ الْقَوِيْمُ وَشُيِّدَا
Pada hari kelahiran Nabi ﷺ, banyak terjadi keajaiban-keajaiban, yang itu semua menjadi dasar berdirinya agama yang tegak lurus dan kokoh.
مِنْ ذٰلِكَ النُّوْرُ الَّذِيْ شَمِلَ الْوَرَى۞ وَازْدَادَ وَادِي الشَّامِ مِنْهُ تَوَقُّدَا
Di antaranya, nur yang meliputi makhluk itu menambah lembah Syam kian gemerlap cahaya.
وَخُمُوْدُ نِـــيْرَانٍ لِفَــــارِسِ ࣙالَّتِيْ ۞ مِنْ أَلْفِ عَامٍ أُوْقِدَتْ لَنْ تُخْمَدَا
(Keajaiban lainnnya adalah) padamnya api sesembahan di Persia yang telah menyala sejak 1000 tahun lalu dan (seolah) tidak akan padam.
وَكَذَا السَّمٰوَاتُ الْعُلَى حُفِظَتْ بِهِ ۞ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ رَقَى مُتَمِّرِدَا
Berkat Nabi, langit yang tinggi pun dijaga dari setan-setan durhaka yang ingin naik (mencuri-curi pendengaran).
وَسَمَاوَةٌ فَـاضَتْ وَغَـــاضَتْ سَــاوَةٌ ۞ وَبَدِيْعُ إِيْوَانٍ لِكِسْرَى بُدِّدَا
Serambi rumah telah seimbang antara keadaan penuh dan surut, sedang istana Kisra yang indah hancur berantakan.
وَِبمَكَّةٍ قَـدْ كَانَ مَوْلِدُهُ الَّذِي ۞ أَحْيَا الْقُلُوْبَ فَحَبَّ هٰذَا مَوْلِدَا
Kelahiran beliau di Makkah mampu menghidupkan hati manusia sehingga mereka semua jatuh hati pada momen kelahiran ini.
وَبِثَـــانِ عَشْرٍ مِنْ رَبِيْعٍ أَوَّلٍ ۞ فِيْ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ الْمُفَخَّمِ ذِي الْجَدَا
(Yaitu) pada 12 Rabi’ul Awal, hari Senin yang diagungkan dan penuh keberkahan.
وَِبعَامِ فِيْلٍ صَحَّ ذَاكَ كَمَا أَتَى ۞ وَرَوَى الثِّقَاتُ بِهِ الْحَدِيْثَ مُعَضَّدَا
Pada tahun Gajah yang telah disahkan kebenarannya dan sesuai pula dengan hadits kuat yang diriwayatkan oleh orang-orang yang dapat dipercaya.
وَِبسَـــابِعِ الْمِيْـــلَادِ أَوْلَمَ جَدُّهُ ۞ وَأَجَادَ فِيْهِ فَكَانَ عِيْدًا مَشْهَدَا
Pada hari ke-7 dari kelahirannya, kakek beliau Abdul Muthalib menyelenggarakan pesta dengan meriah, sehingga jadilah pertunjukan hari raya.
وَبِأَشْرَفِ الْأَسْمَـآءِ وَهُوَ مُحَمَّدٌ ۞ سَمَّاهُ رَاجِيْ رَبِّهِ أَنْ يُحْمَدَا
Kakek beliau memberi nama dengan nama paling mulia, yaitu Muhammad, berharap Allah akan menjadikannya manusia terpuji.
وَلَهُ إِلٰهُ الْخَلْقِ حَقَّقَ مَا رَجَا ۞ هُ لِخَيْرِ مَحْمُوْدٍ لَهُ نَفْسِي الْفِدَا
Allah mengabulkan harapan itu menjadi nyata manusia terpuji paling baik itu. “Jiwaku menjadi tebusan untuknya,” katanya.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
لِجَنَابِهِ الْأُمُّ الْكَرِ يْمَةُ أَرْضَعَتْ ۞ سَبْعًا كَمَا رَوَتِ الْأَفَاضِلُ مُسْنَدَا
Sang ibu yang mulia menyusuinya selama 7 hari, sesuai riwayat orang-orang yang memiliki sanad yang jelas
فَثُوَيْبَــةٌ مِنْ بَعْدِهَـــــا فَحَلِيْمَـــةٌ ۞ مَنْ قَدَّرَ الْمَوْلَى لَهَا أَنْ تُسْعَدَا
Kemudian disusui oleh Tsuwaibah, lalu oleh Halimah yang telah ditakdirkan Allah untuk menyusuinya agar ia (Halimah) berbahagia.
نَالَتْ مِنَ اللهِ السَّعَـــادَةَ كُلَّهَــــا ۞ وَحَوَتْ بِذَا عَيْشًا خَصِيْبًا أَرْغَدَا
Halimah telah mendapatkan semua kebahagiaan dari Allah, termasuk kehidupan yang subur lagi menyenangkan.
مِنْهُ القُوَى قَوِيَتْ لَدَيْهَا وَانْتَشَى ۞ بِكَمَالِ وَصْفٍ لَمْ يَزَلْ مُتَجَدِّدَا
Dari kesuburan itu meperoleh kekuatan sehingga Nabi pun bisa tumbuh dengan kesempurnaan sifat yang terus bertambah.
فَبـِمَهْدِهِ قَمَرُ السَّمَـــا نَاغَى فَيَــــا ۞ لِلّٰهِ مَهْدٌ لِلْحَبِيْبِ تَمَهَّدَا
Bulan di langit telah bersuka cita mencumbui Nabi di ayunannya. Duhai alangkah indahnya ayunan milik Allah yang terbentang bagi kekasih-Nya (Muhammad).
وَشَبَابُهُ فِي الْيَوْمِ مِثْــلُ سِوَاهُ فِيْ ۞ شَهْرٍ لَّهُ الْموَلَى بِذٰلِكَ أَيَّدَا
Kepemudaannya (kedewasaannya) tumbuh dalam sehari, setara sebulan tumbuhnya anak-anak lain. Demikianlah Allah telah memperkuatnya.
وَلِرَابِعِ السَّــنَوَاتِ نَحْوَ مَدِيْنَـــــةٍ ۞ أَمَّتْ بِهِ أُمٌّ أَبَاهُ الْجَيِّدَا
Ketika Nabi berusia 4 tahun, ibunya telah membawanya menuju Madinah (menziarahi kubur) ayahnya yang baik itu.
زَارَتْهُ مَعْ أَخْوَالِهِ وَبِعَوْدِهَــــا ۞ طَابَتْ بِأَبْوَا أَوْ حَجُوْنٍ مَرْقَدَا
Ibunya telah menziarahi ayahnya bersama paman-pamannya, dan ketika kembali, sang ibu memilih kota Abwa atau Ḫajûn sebagai tempat tidurnya (beliau wafat di sana).
فَأَنَالَهَا الْمَوْلَى الْكَرَامَةَ وَالرِّضَا ۞ فِيْ دَارِ عَدْنٍ عَيْشُهَا لَنْ يَنْفَدَا
Kemudian Allah ﷻ menganugerahinya kemuliaan dan keridhaan, yaitu kehidupan di surga ‘Adn yang tidak akan sirna.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
ثُـــــمَّ الْمُشَفَّعُ لَمْ يَزَلْ مُتَرَقِّيًــــا ۞ رُتَبًا بِحُسْنِ كَمَالِهَا قَدْ أُفْرِدَا
Kemudian Al-Musyaffa‘ (Nabi yang diharapkan syafaatnya) itu terus meningkat kedudukannya dengan keindahan kesempurnaannya yang tersendiri.
حَتَّى لَهُ الرَّحْمٰنُ أَرْسَلَ رَحْمَـةً ۞ طُوْبَى لِمَنْ بِقَوِيْمِ مِلَّتِهِ اقْتَدَى
Sehingga Allah yang Maha Pengasih mengutusnya sebagai rahmat (bagi sekalian alam). Berbahagialah orang yang menganut agamanya yang lurus.
وَبـِجِسْمِهِ وَالرُّوْحِ أَسْرَى يَقْظَةً ۞ وَلَكُمْ عَجَائِبَ قَدْ أَرَاهُ وَأَشْهَدَا
Dalam keadaan terjaga Nabi Muhammad ﷺ telah diperjalankan di waktu malam dengan ruh dan jasadnya dan banyaklah keajaiban-keajaiban (tanda-tanda kebesaran Allah) yang telah Allah perlihatkan kepadanya.
رَكِبَ الْبُرَاقَ وَسَـــارَ تَحْتَ رِكَابِهِ ۞ جِبْرِيْلُ يَمْشِيْ كَيْ يَنَالَ السُّوْدَدَا
Nabi ﷺ telah mengendarai Buraq sementara Jibril berjalan di bawah kendaraannya dengan tujuan agar mendapatkan kemuliaan.
إِذْ أَمَّ قُدْسًـــا فِيْــــهِ أَمَّ الْأنْبِيَـــــا ۞ وَرَقَى لِمِعْرَاجِ السُّرُوْرِ لِيَصْعَدَا
Beliau menuju Baitul Maqdis, dan di dalamnya beliau mengimami shalat bersama para nabi. Kemudian beliau melakukan Mi’raj yaitu naik ke langit dengan rasa gembira.
وَيُرِيْهِ مِنْ اٰيَــــاتِهِ الْكُبْرَى وَمِنْ ۞ فَرْضِ الصَّلَاةِ الْخَمْسِ يَبْلُغُ مَقْصِدَا
Lalu Allah ﷻ memperlihatkan kepada Nabi tanda-tanda kebesaran-Nya, dan (mewajibkan) shalat lima waktu. Dengan demikian, telah tercapailah tujuan Mi’raj itu.
وَلِقَابِ قَوْسَيْنِ الْحَبِيِبُ لَقَدْ دَنَا ۞ حَتَّى رَأَى مَوْلًى عَلَا وَتَمَجَّدَا
Dalam jarak sangat dekat, sang kekasih ﷺ mendekat sehingga menyaksikan kemahatinggian dan kemahaagungan Allah.
وَبِعَــــيْنِ رَأْسٍ كَانَ ذَاكَ وَقَلْبِـــــهِ ۞ فَاحْفَظْ لِهٰذَا حَيْثُ صَحَّ وَسَدِّدَا
Semua itu terjadi dengan matakepala dan hatinya dan berhati-hatilah atas hal yang telah sah dan dibenarkan (jangan terjebak pada penyerupaan Allah dengan makhluk, karena sifat Allah tidak menyerupai suatu apa pun [Laisa kamitslihi sya’un]).
وَلَهُ لَقَدْ قَــــالَ الْعَليُّ مُلَاطِفَـــــا ۞ سَلْنِيْ لِتُعْطَى مَا سَأَلْتَ وَأَزْيَدَا
Allah yang Mahatinggi berfirman kepada Nabi dengan lemah lembut: “Mintalah kepada-Ku, niscaya Aku beri semua yang engkau minta dan Aku akan melebihkannya.”
عَنْهُ الْأَمِيْنُ لَقَدْ تَأَخَّـــرَ هَيْبَةً ۞ لَمَّا بِهِ فِي النُّوْرِ زُجَّ لِيَشْهَدَا
Al-Amin (gelar Nabi Muhammad ﷺ) mundur dari-Nya karena pengaruh wibawa-Nya, ketika beliau tenggelam dalam Cahaya untuk menyaksikan-Nya
إِذْ قَالَ لَوْ قُدِّمْتُ أَحْرَقَنِي السَّنَا ۞ فَمَقَامُهُ بِالرُّوْحِ حَقًّا يُفْتَدَى
Ketika itu beliau bersabda, “Seandainya aku maju, niscaya aku akan terbakar oleh sinar itu.” Sehingga posisi beliau pada saat itu betul-betul ditebus dengan ruh.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّـــلَاةِ ضَرِيْحَـــهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
وَلِدَارِ هِجْرَتِهِ دَعَــاهُ رَبُّـــهُ ۞ فَأَجَابَ دَعْوَتَهُ وَسَارَ مُؤَيَّدَا
Tuhan telah memanggil Nabi Muhammad ﷺ untuk berhijrah ke negerinya (Madinah). Beliau pun memenuhi panggilan itu dan berjalanlah dengan penuh kemantapan.
وَوَقَاهُ مَوْلَاهُ بِعَيْنِ عِنَايَةٍ ۞ فَأَسَرَّ أَحْبَابًا وَأَكْمَدَ حُسَّدَا
Allah memelihara Nabi Muhammad ﷺ dalam pantauan pertolongan-Nya. Nabi pun menggembirakan para sahabatnya dan telah mengecewakan orang-orang yang dengki kepadanya.
سُرَّتْ بِهِ الْأَنْصَارُ عِنْدَ قُدُوْمِهِ ۞ وَأَبَادَ كُلَّ مُعَانِدٍ قَدْ أَلْحَدَا
Orang-orang Anshar (Muslimin Madinah) bergembira dengan kedatangan Nabi dan hancurlah orang-orang yang menentangnya.
وَأَقَامَ فِيْهَــا الْحَقَّ حَقَّ قِيَــــامِهِ ۞ وَبِسَيْفِ فَتْحٍ وَانْتِصَارٍ قُلِّدَا
Di Madina Nabi menegakkan kebenaran secara benar, yang diikuti dengan pedang pembebasan dan pembelaan
وَفَشَا بِهَا الْإِسْلَامُ بَعْدَ خَفَآئِهِ ۞ وَعَلَى تُقَى مَوْلَاهُ أَسَّسَ مَسْجِدَا
Islam pun tersebar luas, setelah lama tersembunyi, dan di atas fondasi takwa kepada Allah beliau ﷺ membangun masjid (di Quba dengan nama Masjid Quba).
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
قَدْ كَانَ طَهَ الْمُصْطَفَى خَيْرَ الْوَرَى ۞ خَلْقًا وَخُلُقًا مِثْلُهُ لَنْ يُوْجَدَا
Thaha, sang nabi pilihan, sungguh merupakan makhluk terbaik, baik secara perawakan maupun akhlaknya. Tak bakal ditemukan seorang pun yang sama dengannya.
مُبَيَّضَ لَوْنٍ قَدْ تَشَرَّبَ حُمْرَةً ۞ ذَا قَامَةٍ مَرْبُوْعَةٍ سُقِيَتْ نَدَا
Beliau berkulit putih kemerah-merahan, berperawakan sedang dan sesejuk embun.
سَهْلاً لِخَدٍّ كَثَّ لِحْيَتِهِ الَّتِيْ ۞ قَدْ شُرِّفَتْ وَعَظِيْمَ رَأْسٍ مُجِّدَا
Pipinya mendatar, janggutnya yang tebal, menampilkan kewibawaan, dan kepalanya agak besar menunjukkan keagungan beliau ﷺ.
أَقْنَى لِعِرْنِيْنٍ أَغَرَّ وَوَاسِعًــــا ۞ فَمُهُ حَوَى دُرًّا وَحُسْنًا أَوْحَدَا
Beliau berhidung mancung mempesona, mulutnya bagus agak lebar berisi gigi bak mutiara yang keindahannya tak ada bandingannya.
وَكَحِيْلَ طَرْفٍ كَانَ سَيِّدُنَا كَذَا ۞ ذَا جَبْهَةٍ فَاقَتْ هِلَالًا أَرْشَدَا
Mata junjungan kita ini bercelak, dan begitu pula dahinya melebihi (keindahan) bulan sabit yang memberi petunjuk.
وَحَوَى حَوَاجِبَ زُجِّـجَتْ وَتَفَلَّجَتْ ۞ أَسْنَانُهُ مُحْمَرَّ خَدٍّ أَوْرَدَا
Beliau memiliki alis yang panjang lagi halus, giginya tersusun rapi, dan pipinya kemerah-merahan indah berseri.
وَإِذَا مَشَىى مُتَكَفِّئًا فَكَأَنَّمَا ۞ يَنْحَطُّ مِنْ صَبَبٍ عَلَا مُسْتَرْشِدَا
Bila berjalan, beliau menunduk bagaikan sedang menuruni jalan yang menurun dari ketinggian sebagai orang yang telah memperoleh petunjuk.
مِنْ حُسْنِ طَلْعَةِ وَجْهِهِ الشَّمْسُ اكْتَسَتْ ۞ وَبِنُوْرِ ضَوْءِ جَبِيْنِهِ الْبَدْرُ ارْتَدَى
Roman keindahan wajah Nabi menutupi matahari, dan pancaran cahaya dahi beliau menyelubungi bulan purnama.
وَيَفُوْحُ مِنْهُ شَذًى يَفُوْقُ بِطِيْبِهِ ۞ مِسْكًا ذَكِيًّا مُسْتَطَابًا أَجْوَدَا
Dari diri Nabi ﷺ, tersebar semerbak harumnya minyak wangi yang melebihi minyak misik terbaik.
وَيُعَظِّمُ الشُّرَفَاءَ وَالْفُضَـلَاءَ وَلَمْ ۞ يَحْقِرْ فَقِــــيْرًا بَلْ نَدَاهُ تَعَوَّدَا
Beliau menghormati para pembesar yang mulia, tapi juga tidak menyepelekan orang-orang fakir, bahkan beliau biasa mengundang mereka.
وَلِأَهْــلِهِ ذَا خِدْمَـــةٍ مُتَوَاضِعًـــا ۞ لِلّٰهِ فِيْ دَارِ الْفَنَاءِ زَاهِدًا
Sehari-hari, beliau membantu keluarganya, dan sangat rendah hati di hadapan Allah. Dalam mengarungi dunia yang fana ini, beliau senantiasa hidup bersahaja (zuhud).
وَالثَّوْبَ يَرْقَعُ بَلْ وَيَخْصِفُ نَعْلَهُ ۞ وَالْعُذْرَ يَقْبَلُهُ وَ يَصْفَحُ عَنْ عِدَا
Beliau biasa menambal bajunya dan menjahit sandalnya sendiri, dan selalu menerima permintaan maaf dari orang-orang yang memusuhinya.
لِلّٰهِ يَرْضَى ثُمَّ يَغْضَبُ إِنْ فَشَتْ ۞ حُرُمَاتُهُ إِذْ فِيْ عَوَاقِبِهَا الرَّدَا
Beliau ridha karena Allah dan murka karena Allah bila perkara-perkara haram marak walaupun akibatnya adalah kematian bagi beliau.
وَتَهَــــابُـهُ كُلُّ الْمُلُوكِ جَــــلَالَةً ۞ وَلِمَنْ يُلَاقِيْ بِالسَّلَامِ قَدِ ابْتَدَا
Para raja merasa segan karena wibawa dan kebesaran Nabi. Kepada orang-orang yang dijumpainya, Nabi selalu memulai mengucapkan salam.
وَيُمَازِحُ الْأَصْحَابَ حَقَّ مِزَاحِهِ ۞ وَلَهُمْ بِنُصْحٍ لَا يَزَالُ مُسَدِّدَا
Beliau juga biasa bercanda dengan sahabat-sahabatnya sebatas kepantasan, dan selalu memberi nasihat dan petunjuk kepada mereka.
كَمْ مِنْ خَصَائِصَ لَيْسَ يُحْصَرُ جَمْعُهَا ۞ وَبِهَا خِتَامُ الرُّسْلِ أَضْحَى مُفْرَدَا
Masih banyak kekhususan-kekhususan beliau—tidak terbatas pada sejumlah keistimewaan yang disebut di atas. Dengan kekhususan itu, beliau menjadi penutup para rasul yang tiada duanya.
يَا رَبِّ عَطِّرْ بِالصَّلَاةِ ضَرِيْحَــهُ ۞ وَأَدِمْ عَلَيْهِ سَلَامَ ذَاتِكَ سَرْمَدَا
Doa Maulid al-‘Azab
﴾دعاء مولد العزب﴿
وَإِلَى هُنَا قَدْ تَمَّ مَا رُمْنَاهُ مِنْ ۞ نَظْمٍ بِمَوْلِدِهِ زَهَا مُتَفَرِّدَا
Sampai di sini selesailah apa-apa yang kami inginkan dari penyusunan nadham mengenai kelahiran Nabi yang membanggakan dan tak ada duanya.
فَلْنَسْأَلِ الْمَوْلَى الْمُقَدَّسَ وَلْنَقُلْ ۞ يَا مَنْ إِلَيْهِ الْمُنْتَهَى وَالْمُبْتَدَا
Hendaklah kita memanjatkan doa ke hadirat Allah yang Mahasuci dengan ucapan: “Wahai Dzat yang menjadi tempat bermuara dan bermula segala sesuatu.
نَدْعُوْكَ يَا غَوْثَ الْعِبَادِ بِجَاهِهِ ۞ كُنْ فِي الْخُطُوْبِ لَنَا مُعِيْنًا مُنْجِدَا
Kami berdoa ke hadirat-Mu, wahai penyelamat para hamba. Dengan kedudukan mulia Nabi ﷺ, kami mohon Engkau menjadi penolong serta penyelamat manakala kami mendapatkan masalah
وَعَلَى عَوَائِدِكَ الْحِسَانِ فَأَجِرْنَا ۞ فَالْكُلُّ أَضْحَى بِالْجَمِيْلِ مُعَوَّدَا
Kami memohon pahala atas imbalan (amal baik) kami, karena memang normalnya setiap orang ingin mendapatkan balasan yang baik.
وَبِمَـــا نُؤَمِّلُ يَا كَرِيْمُ فَجُدْ لَنَــــا ۞ فَضْلاً وَكُنْ بِالْجُوْدِ مِنْكَ مُزَوِّدَا
Ya Allah yang Maha Pemurah, anugerahilah kami apa-apa yang kami inginkan, sebagai karunia-Mu yang akan menjadi bekal bagi kami
وَامْنُنْ بِصَرْفِ النَّفْسِ عَنْ شَهَوَاتِهَا ۞ وَافْكُكْ فُؤَادًا فِيْ هَوَاهُ تَقَيَّدَا
Dan anugerahilah kami petunjuk-Mu, agar jiwa kami terpalingkan dari nafsu syahwatnya, dan lepaskanlah hati kami dari jeratan hawa nafsu.
وَمِنَ الْجَرَائِمِ تُبْ عَلَيْنَا وَاهْدِنَا ۞ وَاغْفِرْ لِكُلٍّ مَا جَنَى وتَعَمَّدَا
Ya Allah, ampunilah kami dari segala dosa dan berilah kami petunjuk, serta berilah pula ampunan kepada setiap orang yang berbuat dosa dengan sengaja.
وَامْنُنْ بِعَافِيَةٍ لِمَرْضَــــانَا وَجُدْ ۞ بِاللُّطْفِ يَا مَنْ بِمَكَارِمِ عَوَّدَا
Anugerahilah kesembuhan bagi kami yang sakit dan limpahkanlah kasih sayang-Mu wahai Tuhan yang Maha Pemurah.
وَبِحِلْيَــةِ الْإيْمَـــانِ حَلِّ قُلُوْبَنَــــا ۞ وَلَهَا بِأَنْوَارِ الْمَعَارِفِ أَسْعِدَا
Hiasilah hati kami dengan perhiasan iman, dan anugerahilah hati kami kebahagiaan dengan cahaya makrifat.
وَإِلَى سِوَاكَ فَلَا تَكِلْنَا وَاسْقِنَــا ۞ غَوْثًا مُغِيْثًا لِلْبَرِيَّةِ جَيِّدَا
Jangan palingkan kami kepada hal selain Engkau. Guyurlah kami dengan hujan yang akan menyelamatkan makhluk dengan sebaik-baiknya.
وَاحْرُسْ حِمَى طَهَ وَأَجْزِلْ خَيْرَهُ ۞ وَاخْذُلْ لِمَنْ قَدْ رَامَ سُوْءًا أَوْ رَدَى
Ya Allah, limpahkanlah perlindungan atas Thaha (Muhammad ﷺ) dan perbanyaklah kebaikannya, dan hinakanlah orang yang berbuat jahat kepadanya.
وَكَذَا بِلَادَ الْمُسْلِمِيْنَ احْفَظْ لَهَا ۞ جَمْعًا وَبِالفَرَجِ الْقَرِيْبِ تَعَهَّدَا
Demikian pula kami mohon perlindungan-Mu atas seluruh negara kaum Muslimin, dan karuniakan kelapangan kepada mereka dalam waktu yang dekat sebagaimana Engkau janjikan kepada mereka.
وَانْظُــــرْ إِلَى سُلْطَانِنَـــا بِعِنَايَــــةٍ ۞ وَانْصُرْ بِهِ الشَّرْعَ الْحَنِيْفَ وَمَهِّدَا
Ya Allah, pandanglah pemimpin negara kami dengan inayah-Mu, dan melalui pemimpin tersebut syariat yang lurus terlindungi dengan pembenahan yang baik.
وَلِدِيْنِنَــــا ثَبِّتْ وَقَوِّ يَقِيْنَنَــــا ۞ كَيْمَا يَقِيْنًا مَا نُحَاذِرُهُ غَدَا
Kuatkan dan mantapkanlah keyakinan atas agama kami (Islam) dengan suatu keyakinan yang kami sendiri menghindari perubahannya di hari esok.
وَنَفُوْزَ مِنْ خَيْرِ الْوَرَى بِشَفَاعَةٍ ۞ وَنَحُوْزَ فِيْ جَنَّاتِ عَدْنٍ مَقْعَدَ
Kami mohon kiranya akan memperoleh keberuntungan dengan syafaat makhluk terbaik (Nabi Muhammad ﷺ), serta memperoleh tempat di surga ‘Adn.
وَلِعَبْدِكَ الْعَــــزَبِ الْفَقِــيْرِ مُحَمَّدٍ ۞ مُنْشِيْهِ فِيْ دَارِ الْكَرَامَةِ خَلِّدَ
Dan juga bagi hamba-Mu yang fakit, Muhammad Al-‘Azab (penyusun Maulid al-Azab ini), kiranya mendapatkan tempat di negeri penuh kemuliaan (surga) yang abadi.
وَأَدِمْ لَهُ حُسْنَ الْجِوَارِ بِطَيْبَـــةٍ ۞ وَارْزُقْهُ سِرًّا عَنْ سِوَاكَ مُجَرَّدَا
Ya Allah, tetapkanlah ia sebagai tetangga yang baik di Thaibah (Madinah), dan berilah ia rahasia yang terlepas dari selain Engkau.
وَلِوَالِدَيْــــهِ اغْفِـــــرْ كَذَا ذُرِّيَّـــةٍ ۞ وَامْنَحْهُمُ السِّتْرَ الْجَمِيْلَ مُؤَبَّدَا
Ampunilah ayah dan ibu beliau, begitu pula keturunannya. Anugerahilah mereka penutup yang indah (dari segala aib) untuk selama-lamanya.
وَشُيُوْخَــــهُ وَأَحِبَّـةً وَلِقَـــــارِئٍ ۞ وَلِسَامِعٍ يُصْغِي إِلَيْهِ مُمَجِّدَا
Juga untuk guru-guru beliau, para sahabat yang dicintainya, para pembaca nadham ini, dan para pendengar yang mendengarkan dengan mendapatkan kemuliaan.
وَلِمُجْرِ هٰذَا الْخَيْرِ وَاشْكُرْ سَعْيَـــهُ ۞ وَاجْعَلْهُ فِيْ مَهْدِ الْقَبُوْلِ مُمَهَّدَ
Demikian pula untuk orang-orang yang menjalankan kebaikan ini agar kiranya mendapatkan ganjaran atas usaha mereka, dan tempatkanlah mereka di tempat penerimaan yang tersedia.
وَأَجِبْ دُعَانَا إِذْ وَعَدْتَ وَهَبْ لَنَا ۞ حُسْنَ الْخِتَامِ فَلَسْتَ تُخْلِفُ مَوْعِدَا
Ya Allah, kabulkanlah doa kami ini seperti telah Engkau janjikan. Anugerahilah kami suatu akhir yang baik (husnul khatimah). Sungguh Engkau tidak melanggar janji.
وَصَـــــلَاةُ مَوْلَانَــــا وَتَسْلِيْــــمٌ عَلَى ۞ أَزْكَى شَفِيْعٍ لِلْبَرِيَّةِ قَدْ هَدَى
Semoga rahmat dan keselamatan dari Allah senantiasa terlimpah kepada Nabi pemberi syafaat dan pemberi petunjuk yang paling mulia.
وَرَفِيْقِهِ الصِّدِّيْقِ وَالْفَارُوْقِ مَنْ ۞ نَالَا مَقَامًا خَالِدًا وَمُخَلَّدَا
Juga kepada teman beliau ash-shiddiq (yang amat jujur; Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq) dan al-faruq (mampu membedakan benar-salah; Sayyidina Umar bin Khattab al-Faruq), yang dua-duanya memperoleh kedudukan yang kekal dan dikekalkan.
وَالْاٰلِ وَالْأَصْحَابِ مَا هَبَّتْ صَبَا ۞ فَأَمَالَتِ الْغُصْنَ الرَّطِيْبَ الْأَمْلَدَا
Demikian pula kepada keluarga Nabi dan sahabat-sahabat beliau selama angin dari timur bertiup dan menggoyang-goyangkan ranting pohon yang segar lagi muda.